Selasa, 11 November 2014

Last Smile forever(senyum terakhir selamanya) part 1

Kisah ini bercerita tentang seorang anak laki-laki, yang memiliki semangat pantang menyerah untuk mencari sebuah kalung milik temannya yang bernama Anna. Awalnya Anna mengajak aghan pergi dari panti asuhan setelah kematian ibu kepala panti, untuk mencari alamat ibunya Anna dan aghan juga ingin mencari keberadaan orang tua kandungnya, agar menemukan jawaban kenapa orang tuanya meninggalkanya dipanti asuhan sejak bayi. ditengah perjalanan mereka dihadang oleh 4berandal sekawan. mereka merampas uang serta kalung milik Anna yang sangat berharga karena kalung itu adalah benda terakhir dan satu-satunya kenangan dari ibunya, aghanpun berjanji dan bertekad untuk mengambil kembali kalung itu dari mereka, lalu aghan menyuruh anna dan menyakinkannya agar pergi tanpanya.

Selama 11 tahun aghan terus mencari 4berandal sekawan semenjak berpisah dengan anna dan aghan berhasil menemukan 4berandal sekawan itu, namun ternyata mereka telah memberikan kalung itu pada pria bertato tengkorak yang dulunya adalah mantan bos mereka dan sekarang pria bertato tengkorak itu bekerja di sebuah resto sederhana bernama resto raos yang di dirikan oleh koki master lengendaris Indonesia
Aghanpun mencari resto itu untuk menemukan pria bertato tengkorak tersebut dan berhasil menemukannya lalu apa disangka, setelah aghan berhasil menemukannya, dia di halangi oleh kepala resto raos yang tidak lain adalah menantu dari sang master koki, dimana dia tidak mengizinkan aghan untuk masuk ke dalam resto raos, kemudian dengan bantuan master koki, aghanpun akhirnya bisa masuk ke resto raos sekaligus menjadi pegawai. Dalam perjuangannya yang pantang menyerah, tanpa di sangka aghan dipertemukan kembali dengan anna yang sudah terpisah selama 11 tahun yang kini anna telah menjadi wanita yang cantik dan menimbulkan benih-benih cinta.

Akhirnya pun juga pria bertato tersebut mau mengembalikan kalung milik anna atas desakan sang koki master, tapi dengan syarat dia harus mengikuti kompesti masak yang akan diselenggarakan oleh resto raos yang biasa disebut TUMSER dan harus memenangkan kompetisi tersebut, jika aghan meinginkan kalung milik anna kembali

Aghanpun langsung menyanggupinya tanpa mengetahui sebelumnya, bahwa kompetisi tersebut bukanlah kompetisi biasa karena hanya di adakan 3 tahun sekali dan banyak di ikuti oleh orang-orang yang sudaha ahli dalam memasak, aghanpun harus berjuang keras untuk berlatih memasak demi untuk menepati janjinya pada anna karena sebelum aghan masuk tumser sia harus melewati 2 tahapan seleksi, padahal dia belum pernah mengenal memasak sebelumnya dan karena keberaniannya tersebut membuat 2 orang rekannya yang sudah lama bekerja diresto lebih dulu, menjadi termotivasi untuk mengikuti kompetisi TUMSER. Dalam kompetisi itu ternyata ada adik tiri aghan yang juga mengikuti kompetisi tersebut tapi aghan tidak mengenalinya, namun adik tiri aghan dapat mengenalinya setelah mengetahui aghan menggunakan kalung yang sama dengan ayahnya dan konflikpun banyak bermunculan dari dalam kompetisi maupun diluar kompetisi.

Kisah ini dimulai pada tahun 1974 di sebuah panti asuhan tua yang cukup besar tapi tidak terawat dan nama panti itu bernama Cahaya bahagia, panti asuhan itu menampung anak-anak yang telantar. Pada suatu malam yang dingin di sertai hujan rintik-rintik ada seorang misterus yang menggunakan mantel hujan dengan payung dan membawa keranjang yang berisi seorang bayi laki-laki dan menaruhnya didepan pagar panti asuhan beserta payung untuk menutupi bayi itu dari hujan dan langsung pergi begitu saja setelah bayi itu menangis, suara tangis bayi yang cukup keras itu membuat kepala panti yang saat itu sedang mengecek semua berkas di ruangan kerja, keluar dari dalam panti karena merasa terganggu dan mencari dari mana asal datangnya suara itu “malam-malam seperti ini siapa yang mengajak jalan-jalan bayi pikir kepala panti sambil mencari asal suara itu, namun setelah dia keluar dari dalam panti dia tidak menemukan seorangpun dan dia malah menemukan sebuah payung hitam yang tergeletak di depan pagar panti

ia pun langsung menghampirinya dan alangkah terkejutnya ternyata keranjang itu berisi seorang bayi yang di tinggalkan orang miterius tadi, lalu dia langsung menggendong bayi untuk menenangkanya sembari berkata, “ya tuhan!! siapa yang meninggalkan bayi di tengah malam seperti ini?” kata kepala panti itu sambil mengecek apakah ada orang yang mencurigakan, setelah itu dia melihat selembar kertas yang seperti surat dan juga sebuah amplop yang cukup besar dan juga tebal dari dalam keranjang bayi itu. lalu dia langsung mengambil selembar kertas yang seperti surat, dan dia membaca surat itu “sebelumnya aku meminta maaf dan aku mohon untuk menjaga anak ini seperti anakmu sendiri, nama anak ini adalah arghan ananda dan juga ada sedikit uang karena ku tahu panti ini sedang membutuhkan, aku ucapkan terima kasih banyak semoga tuhan membalas kebaikan anda” begitu isi surat itudan dia langsung membuka amplop yang cukup besar dan tebal yang ternyata berisi uang sebesar 5 juta rupiah

Kala itu uang 5 juta rupiah sangatlah besar sekali, lalu ia langsung membawa bayi itu kedalam panti asuhan juga keranjang bayinya dan karena uang itu panti asuhan bisa membayar lunas sisa cicilan nya hutang pada bank, karena waktu itu kepala panti meminjam uang pada bank untuk membeli panti asuhan tua ini, setelah membayar sisa hutang pada bank uangnya masih tersisa dan dia gunakan untuk merapikan panti, dia merasa bersyukur kepada tuhan atas pertolongannya lewat bayi ini.. 11 tahun kemudian 1985, anak itupun telah tumbuh besar dan kepala panti mengganti namanya menjadi aghan,bibi nur tidak memperbolehkan aghan untuk di adopsi oleh siapapun karena bibi nuranak itu telahmenganggapnya sebagai anaknya sendiri juga dia sangat menyayangi aghan lebih dari siapapun dan menjaga hingga dimana seseorang penulis surat datang untuk menjemputnya kembali

namun sedihnya sekarang kepala panti itu sedang kurang sehat karena dia mengidap penyakit jantung yang mungkin bisa membunuhnya kapan saja dan sebenarnya penyakitnya masih bisa di tangani dengan perawatan yang rutin. Tapi dia tidak mau karena biayanya cukup mahal, bibi nur tidak pernah memberi tau pada siapapun kalau dia sedang sakit keras termasuk aghan, lalu pada siang harinya ada seorang pria dan seorang datang kepanti itu bersama seorang anak perempuan dan  sepertinya seorang pria itu ingin menaruh anak perempuan itu untuk tinggal di panti, dan anak perempuan itu di suruh menunggu di ruang tunggu selagi pria itu mengisi beberapa lembar kertas, setelah selesai mengisi beberapa lembar kertas untuk reggristrasi pria itu langsung pergi dari ruangan meninggalkan anak perempuan itu dan keluarlah kepala panti untuk melihat anak itu dan bertanya siapa namanya meski dia sudah tau nama anak itu

”siapa nama mu nak? aku bibi nur kepala panti disini” kata bibi nur dengan lembut, dan anak perempuan itu menjawab aku Anna lintang bi” jawab anna dengan kepala yang menunduk di iringi rasa trauma, “sepertinya gadis ini mengalami perasaan yang cukup menyakitkan, di usianya yang masih anak-anak” kata bibi nur dalam hati sambil memandang wajahnya, lalu bibi nur langsung berjongkok dan berkata dengan lembut, “sekarang kau bisa mengagap ini adalah rumahmu sendiri, dan kau juga bisa menganggap aku sebagai ibumu jika kau mau” kata bibi nur sambil tersenyum, “aku sudah mempunyai ibu” jawab anna dengan ketus sambil masih menundukannya kepalanya, “baiklah tidak apa-apa jika seperti itu” kata bibi nur dengan ramahnya sambil mengelus pundak anna

Ketika bibi nur berbicara pada anna, bibi nur menyadari bahwa anak-anak di panti sedang bersembunyi di balik dinding mengawasi anna termasuk aghan, bibi nurpun langsung memanggil mereka semua, ”ayo kemari semuanya, bibi sudah tau kalian semua bersembunyi di balik diding” kata bibi nur,  “kenapa bibi selalu tahu saat kami semua sedang bersembunyi mengawasi bibi” kata seorang anak yang bernama bagas dan anak-anak pun langsung menghampiri bibi nur “iya padahal kami sudah sangat perlahan-lahan sekali“ saut anak yang lain, “tentu saja bibi tahu, karena kalian semua anak-anak bibi dan bibi sudah sangat mengenali kalian meski kalian bersembunyi di lubang semut sekalipun“ kata bibi nur sambil  tersenyum, namun bibi nur tidak melihat aghan bersama rombongan anak-anak karena aghan malu pada anna, Dimana aghan?” tanya bibi nur, “aghan masih bersembunyi di balik dinding” jawab mereka semua

“aghan kemari” panggil bibi nur dengan lembut dan aghan langsung muncul perlahan dari balik dinding, “baiklah sepertinya sudah lengkap semua, ayo kalian semua kenalkan diri kalain masing-masing pada teman kalian yang baru” kata bibi nur memperkenalkan semua anak-anak pada anna. Beberapa hari kemudian anna di panti asuhan Cahaya Bahagia, anna hanya suka berdiam diri dan duduk menyendiri terus ditaman belakang panti seperti ada sesuatu yang dia pikirkan ketika aghan sedang bermain bola, bolanya terpental cukup jauh, aghanpun langsung mencari bola itu, aghanpun berhasil menemukannya dan ketika aghan ingin mengambil bola itu, aghan melihat ana yang tengah duduk sendiri di ayunan, temannya aghan yang menunggu lama aghan mengambil bola, merasa tidak sabar dan menyusul aghan

“hei aghan, kenapa kau lama sekali? Sudah ketemu belum bolanya” tanya bagas teman aghan, “Sudah, ini bolanya” jawab aghan sambil menggenggam bolanya, “Ya sudah ayo kita kembali bermain” ajak bagas, namun aghan masih memandangi anna, “Hei aghan kau lihat siapa sih?” Tanya bagas, “Hah tidak, aku tidak sedang melihat siapa-siapa” jawab aghan bohong karena dia malu bila bagas tahu kalau aghan memandangi anna, bagaspun menyadari bahwa aghan sedang memperhatikan anna dari tadi, “jangan bohong, kau pasti sedang memperhatikan gadis itu ya” kata bagas, “baiklah aku mengaku” jawab aghan malu, anak baru itu memang terlihat cantik sih, apa kau jatuh cinta padanya” goda bagas, “ hei jangan asal bicara, aku hanya bingung kenapa dia suka menyendiri saja dari pertama datang sampai sekarang” kata aghan

“mana aku tau, kau Tanya langsung saja padanya” kata bagas, “benar juga apa katamu, baiklah aku akan menghampirinya, ini bolanya tangkap” kata aghan sambil melempar bolanya kearah bagas, “lalu bagaimana dengan permainannya?” Tanya bagas, “aku keluar dari permainan, bilang pada yang lain ya” jawab aghan langsung menghampiri anna, “ baiklah, kau akan bilang aghan sedang pacaran dengan anak baru” kata bagas meledek dan langsung kabur hei, jangan kabur ” kata aghan namun bagas telah pergi dan anna melihat kea rah aghan dan sepertinya mendengar perkataan bagas, aghan pun langsung menghampiri anna malu, namun anna hanya diam tidak mengiraukannya “ kenapa kau selalu duduk disini sendirian dan tidak ikut bermain “tanya aghan, namun anna masih diam saja tidak mengucap satu katapun, “jika kau mendengar perbincangan kami tadi, aku harap jangan dianggap seriu ya” kata aghan, namun anna masih diam saja tak menjawab” halo kenapa kau tidak menjawab, apa ada yang salah dengan kata-kata ku tanya aghan lagi dan anna akhirnya menjawab pertanyaan aghan dengan jawaban berbeda, “sepertinya aku akan pergi dari tempat ini jawab anna dan sontak membuat aghan kaget dan bingung

“lalu kau akan pergi kemana bila tidak disini?” tanya aghan penasaran, “ aku akan mencari ibuku  jawab anna, kenapa kau malah disnii kalau memang masih mempunyai seorang ibu“ kata aghan, “aku mempunyai seorang ibu tapi tidak mempunyai ayah, ibu ku adalah kepala panti disini dan kenapa kau disini jika masih memiliki ibu” kata aghan, “aku juga tidak tau, karena sudah berbulan-bulan ibuku pergi entah kemana dan paman ku yang membenci ku, ingin aku pergi dari rumah ku sendiri dan dia yang menaruh ku disini ” jawab anna, Wah sepertinya rumit juga permasalahanmu ya, kalau begitu aku akan menghiburmu” kata aghan dan langsung memasak kuda-kuda untuk melakukan tarian lucu ala MichaelJackson versi dirinya, alih-alih ingin membuat ana tertawa, anna hanya diam saja melihat tarian aghan dan tersenyum pun tidak. Seolah-olah suasana mendadak hening dan hanya terdengar suara jangkrik

(krik ekrik ekrik ekrik.. Seperti orang stand up comedy yang sedang melawak tapi tidak ada yang tertawa satupun, malah suara jangkrik yang terdengar) namun aghan tidak menyerah diapun mengulangi tariannya lagi dan lagi hasilnya sama, anna tidak tertawa sama sekali, Aghanpun menyerah dan akhirnya pergi dengan rasa malu, kalian bisa membayangkan bagai mana mukanya aghan saat itu namun baru beberapa langkah aghan berjalan, aghan mendengar tawa kecil dari belakangnya dan aghan langsung mengembalikan badannyakembali kearah anna, “akhirnya aku berhasil membuat mu tertawa” kata aghan lega sambil menunjuk kearah anna, kau jangan salah sangka dulu, aku tertawa bukan karena melihat tarian konyolmu” jawab ana sambil menahan tawanya, Lalu” tanya aghan bingung, “aku tertawa karena tidak tahan melihat expresi wajahmu yang terlihat bodoh” jawab anna dengan jujur

aghanpun hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya mendengar anna berkata sepert itu, sambil tersenyum namun setidaknya aghan lega karena akhirnya bisa membuat anna tertawa meski caranya sangat memalukan, setelah kejadian itu membuat mereka berdua akrab dan 1 minggu kemudian bibi nur meninggal dunia dan membuat semua penghuni panti kehilangan sosok yang mereka sayangi jugadi hormati, dan aghan lah yang paling merasa kehilangan sosok yang sudah dianggap ibunya sendiri. beberapa hari setelah meninggalnya bibi nur aghan selalu terlihat murung, melihat aghan yang murung dan mulai suka menyendiri membuat kepala panti baru merasa bingung harus bagai mana, nama kepala panti itu adalah Hadi dan sering di panggil paman hadi, sebelum menjadi kepala panti dia adalah wakil bibi nur, diapun menghampiri aghan dan berkata

“aku mencarimu kemana-mana selalu sendiri” tanya paman hadi dengan rasa simpati sambil mengusap kepala aghan dan aghan hanya diam saja. paman hadi tahu apa yang aghan rasakan, lalu paman hadi berkata “sebelum kepala panti meninggal dia menitipkan ini pada ku untuk diberikan padamu” kata paman hadi sambil merogoh seseuatu dari sakunya, dan petugas panti itu menyodorkan sebuah kotak kecil dan aghan menerima kotak itu, “sepertinya aku tidak bisa menemanimu terus disini karena masih banyak yang harus aku kerjakan, bila kau membutuhkan sesuatu bilang saja padaku” kata kepala panti yang baru langsung pergidan aghan membuka kotak itu dan aghan memukan sepucuk surat dan sebuah kalung batu giok yang hanya separuh dan aghan membaca surat itu dan isi surat itu seperti ini, “ hei aghan, bagai mana kabarmu. Ibu harap kau baik-baik saja sebelumnya ibu minta ingin meminta maaf yang sedalam-dalamnya padamu karna sudah berbohong padamu

sebenarnyai ibu bukanlah ibumu yang sebenarnya, kau adalah seorang anak yang di titipkan di panti ini,  sama seperti anak lainnya yang tinggal disini tapi bibi tidak tahu siapa yang menaruhmu disini 11 tahun lalu aku mendengar suara tangis bayi dan menemukan sebuah keranjang di depan pagar panti tanpa seorangpun yang berisi bayi juga sejumlah uang, pada saat itu keadaan panti memang sedang sangat membutuhkan uang untuk membayar hutang, dan tuhan mengirimkan bantuanya lewat dirimu. Meski aku bukan ibu kandungmu aku menyayangi mu seperti anak ku sendiri dan ada kalung yang bandul batu giok separuh, yang sudah ada bersamamu, mukin orang tua mu yang ingin kau memakainya dan nama lengkap mu adalah  arghan ananda, nama itu juga pemberian orang tua mu. Sebelumnya aku ingin memberi tahumu yang sebenarnya namun ibu menunggu waktu yang tepat dan sekaranglah waktu yang tepat, kau adalah anak yang istimewa untuk ku, jangan marah pada siapapun dan jangan sedih aku yakin kau anak yang kuat, dan ibu yakin suatu saat orang tuamu akan datang untukmu jadi pakailah kalung giok itu selalu

Setelah membaca surat itu perasaan aghan merasa tak karuan, kebingungan, sedih dan marah, aghan tidak tahu apa alasan orang tuanya mengapa dia menaruh dirinya di panti, aghan mengambil kalung itu dari dalam kotak yang dia pegang, dia melihat penuh kebencian dan menggenggamnya dengan erat sambil bergetar lalu dia membuangnya karena kesal dan dia tidak mau memakai kalung dari pemberian orang tua kandungnya dan langsung pergi juga mengletakan kotak berisi surat yang berserakan dan meninggalkan ruangan itu dengan mata berkaca-kaca. Anna melihat aghan yang keluar dari ruangan dengan wajah yang terlihat sedih dan anna langsung menghampirinya ingin tau apa yang sedang terjadi dengan  aghan, menyadari anna ingin menghampirinya, aghan langsung berlari menghindari anna karena malu bila anna melihatnya berkaca-kaca

melihat aghan yang menghindari dirinya, anna pun menghentikan niatnya untuk mengejar aghan dan berhenti di depan ruangan yang baru saja aghan tinggalkan, anna melihat di dalam ruangan ada sebuah kotak dengan selembar kertas jatuh berserakan, anna merasa penasaran dan berfikir pasti barang itu yang membuat aghan seperti bersedih, anna menghampiri benda yang berserakan itu dan mengambil kotaknya, juga selembar kertas itu dan ternyata selembar kertas itu adalah sebuah surat, dengan rasa penasaran lalu ana langsung membacanya. setelah ana membaca surat itu ana mengerti apa yang aghan rasakan, “jadi ini masalahnya” kata ana dalam hati selesai membaca surat, anna memasukan kembali surat itu kedalam kotak, Saat anna memasukan kembali surat itu kedalam kotak, dia melihat ada sebuah benda seperti kalung, tergeletak jauh di pinggir dan anna menghampiri kalung itu lalu mengambilnya. anna berfikir pasti aghan yang dengan sengaja membuangnya karena marah, diapun memasukan kalung itu kedalam sakunya dan langsung keluar dari ruangan itu mencari aghan

aghan yang sedang duduk sendirian di belakang panti asuhan meratapi perasaannya yang sedang tak karuan meski dan tiba-tiba terdengar suara, “ternyata kau disini ya” kata anna dan aghan sedikit terkejut nanmun dia di tidak berkata apa-apa dan langsung membuang mukanya, “aku mencarimu kemana-mana, ternyata kau disini” kata anna namun aghan diam saja tidak menjawab, namun anna tetap ingin mengajaknya berbicara seperti aghan yang waktu berisikeras untuk mengajak anna, “aku jadi teringat ketika kau berusaha untuk mengajakku bicara, tapi aku tidak menghiraukan dirimu karena kala itu perasaanku sama denganmu” kata anna dan aghan langsung menjawab, “jangan sok tau kau” kata aghan, “aku bukan sok tau, karena apa yang kau rasakan saat ini memang sama dengan yang kurasakan waktu itu, rasanya bingung dan tidak tau harus kemana, maka dari  itu aku memutuskan untuk mencari ibu ku karena aku tidak ingin  tinggal bersama paman dan bibi ku yang  jahat” jelas anna

Aghan terdiam sejenak mendengar perkataan anna itu sembari menatap muka anna dengan tatapan kosong, anna merogoh sakunya untuk mengambil kalung giok yang tadi dan langsung melemparnya kearah aghan, “ini sepertinya milikmu terimalah” kata anna sembil melemparnya, tapi aghan tidak mengambilnya dan membiarkan tergeletak begitu saja, aku juga punya kalung pemberian dari ibu ku, sebelum dia pergi meninggalkan aku, kalung ini sangat berharga sekali buatku dan akan aku menjaganya sampai mati karena ini satu-satunya kenangan dari orang tua ku” kata anna sembari menunjukan kalung liontin miliknya pada aghan dan aghan memandang, “apa kau membacanya” tanya aghan dengan sinis, “iya, habis kau meletakan suratnya sembarangan, siapa yang tidak penasaran” jawab anna dengan sedikit mengejek dan mengambil kalung aghan yang ada di tanah
ini ambillah kalung mu, aku tahu apa yang sedang kau rasakan dan kau tidak sendiri  kata anna

tapi aghan tidak masih tidak mau menerimanya, “benarkah?” tanya aghan, “tentu saja, jadi ambilah kalung ini” kata anna sembari duduk di samping aghan dan aghan menerima kalungnya, setelah aghan menerima kalungnya itu. anna langsung mengeluarkan kalung miliknya dan membuka bandul kalung liontin miliknya lalu menunjukan sebuah foto yang ada di dalam kalung miliknya, “ini lihatlah” kata anna sambil menunjukan foto yang ada di dalam kalung miliknya itu, dan aghan menatap foto itu, “itu foto mu dan ibumu?” Tanya aghan, iya ini adalah foto terakhir ku bersama ibu ku, saat sedang ke taman hiburan, dia bilang bila saat aku sedang merindukannya, aku bisa memandangi fotonya dan aku disuruh menjaga kalung ini baik-baik, dia memberikannya sebelum pergi tanpa bilang padaku bahwa dia akan pergi meninggalkanaku” kata anna sambil mengingat masa-masa itu

sebelum ibunya anna pergi meninggalkannya, ibunya sempat mengajak anna ke sebuah taman hiburan, dan malam harinya dikamar anna ibunya memberikan kalung itu, “pejamkan matamu sayang, ibu mempunyai hadiah yang sepesial yang pernah ibu beri” kata ibunya anna yang bernama ningsih, “apa itu bu?” Tanya anna penasaran, “pejamkan dulu matamu dan jangan membuka mata sebelum ibu suruh” kata ningsih, anna pun langsung memejamkan matanya “sekarang buka matamu”kata ningsih, ketika annapun membuka matanya kembali, dia terkejut senang melihat sebuah kalung liontin yang cantik “wah, indah sekali” kata anna senang, “Bagai mana, apa kau menyukainya?” Tanya ningsih

“iya aku sangat menyukainya bu” kata anna, “ berbaliklah, biar ibu pakaikan” kata ningsih dan anna langsung berbalik badan ibunya anapun memakaikannya, “dibandulnya itu ada foto kita saat di taman hiburan tadi” kata ibunya anna selesai memakaikannya, annapun langsung membuka bandulnya untuk memeriksanya  “kapan dan dimapun bila kau sedang merindukan ibu, kau bisa memandangi foto itu” kata ningsih, “kenapa ibu berbicara seperti itu, memangnya ibu ingin meninggalkan aku” Tanya anna mulai curiga, “tidak, ibu tidak ingin meninggalkanmu, ayo kita tidur” kata ningsih sambil membelai rambut anna, “iya” kata anna, “oh iya, kau harus menjaga kalung itu baik-baik ya, jangan sampai hilang” kata ningsih, “iya aku akan menjaganya dengan sepenuh hatiku” jawab anna, dan pagi harinya ketika anna bangun membuka matanya, ibunya sudah tidak ada di sampingnya, annapun menyadari bahwa ibunya telah pergi meninggalkan dirinya, begitulah cerita singkat perpisahan anna dengan nyonya ningsih ibunya anna

“kau tau, mungkin orang tuamu menaruh dirimu disini pasti ada alasan baik” kata anna, “alasan baik seperti apa?” Tanya aghan, “aku tidak tahu, tapi mungkin kau akan mengetahuinya” jawab anna dan aghanpun langsung terdiam, “oh iya kau bisa ajarkan aku tarian konyolmu itu” Tanya anna ingin menghibur, “aku sedang tidak ingin melakukannya” jawab aghan, “waktu itu kau menghiburku saat aku sedang seperti mu, dan sekarang aku juga ingin menghiburmu, ayolah” kata ana namun aghan hanya diam saja tak menjawab, namun anna tetap ingin mencoba melakukan tarian konyol aghan dan mengingat-ingat kembali gerakannya, ”tunggu, sepertinya aku masih mengingat gerakannya”kata anna dan sambil melakulan tarian konyol aghan, “bukan seperti itu” kata aghan melihat anna salah gerakan, “ iya iya aku ingat, seperti inikan” kata ana dan dengan terpaksa aghan mengajari ana tariannya, “ baiklah, aku akan mengajarimu” kata aghan, mereka berdua berlatih tarian konyol aghan dan hati aghan mulai sedikit terhibur karena anna

Malam terakhir di panti asuhan.

Malam haripun tiba dan sepertinya malam ini akan jadi malam terakhir ana di panti, karena ana memutuskan untuk pergi malam ini, anna menunggu tengah malam hingga semua tertidur dan akhirnya tengah malampun tiba, anna melihat sekelilingnya sudah tertidur semua dan dia pun mengemasi barangnya kedalam ransel miliknyatapi ana tidak tau bahwa aghan belum tidur,karenaaghan masih teringat bibi nur tapi aghan pura-pura tidur, aghan meperhatikan annadari ranjangnya, “apa yang dia lakukan, apa dia benar-benar ingin pergi dari sini” kata aghan dalam hati, ana menyelimuti bantal-bantal dengan selimut dan aghan tau bahwa ana ingin pergi

setelah semua siap anna langsung pergimeninggalkan kamar, aghan pun bangun dari tempat tidurnya dan dia diam-diam mengikuti anna dari belakang tanpa disadari anna
anna berjalan perlahan dan hati-hati agar tidak ada yang tau meski semua petugas panti tertidur karena sudah larut malam hingga akhirnya ana sampai di pintu. ketika anna ingin membuka pintu itu, pintu itu ternyata terkunci dan tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang anna

“sepertinya kau membutuhkan ini“ kata aghan sambil memamerkan kunci di tangannya, anna kaget karena tiba-tiba ada suara dari arah belakangnya, yang tidak taunya adalah suara aghan, dan ana langsung berkata “kau ini mengagetkan aku saja” kata ana terkejut, aghan tidak menghiraukan perkataan anna dan malah berkata “ minggir biar aku yang membukanya” kata aghan dengan sok, anna langsung menjawab heran “dari mana kau mendapatkan kunci itu? Tanya anna, “bagi ku kalau hanya soal kunci kuci itu sangatlah mudah” jawab aghan dengan sombong sambil membuka pintu yang terkunci tapi tiba-tiba ada suara langkah sepatu yang mengarah ke mereka, aghan langsung menarik anna keluar lewat pintu yang telah di bukanya dan meninggalkan kunci tergantung di pintu itu karena pergi terburu-buru dan mereka langsung jongkok bersembunyi di semak-semak, sura langkah sepatu itu ternyata adalah seorang yang biasa berpatroli pada malam hari dip anti

“ahk siapa yang meninggalkan kuncinya menempel di pintu, dan pintunya juga terbuka” kata penjaga panti bernama bagito melihat dengan senter, dia pun langsung menghampiri pintu itu dan membuka dengan lebar pintu itu, sambil menyenteri keluar untuk memeriksa apa ada yang mencurigakan atau tidak, dan ternyata tidak ada siapapun, ”aman tidak ada apa-apa, mana mungkin ada pencuri yang masuk kemari, kalau dia kemari apa yang dia curi, disinikan tidak ada barang berharga sama sekali. Disini hanya ada anak-anak yang merepotkan, huaaa kata bagito dengan rasa mengantuk dia berbicara seperti itu
anna dan aghan memperhatikan bagito dari semak-semak, “tunggu dulu, kalau bukan pencuri siapa yang membuka pintu, apakah hantu” kata bagitu berbicara sendiri, “ahk bicara apa aku ini, tunggu tapi aku merasa merinding, lebih baik aku segera kembali ke kamar ku saja” kata bagito langsung menutup pintu dan menguncinya, aghan dan anapun merasa lega karena tidak ketahuan

“fuhh hampir saja ketahuan, untung kau langsung menarik ku kemari, terima kasih” kata anna dengan sedikit lega dan menghela nafas, lalu mereka berdua langsung berdiri “sudah aman kau bisa pergi sekarang” kata aghan, “apa kau mau ikut bersama ku? tanya anna sembari memandang aghan, “tidak, aku tidak bisa pergi karena tempat ku disini” jawab aghan, “kenapa? tanya anna penasaran, “disini adalah tempat tinggalku sejak kecil dan tempat orang tua ku karena aku tidak percaya dengan isi surat itu” jawab aghan sambil menundukan kepala seperti masih shok karena membaca surat dari bibi nur
“apa kau tau, bila kau ikut denganku mungkin kau akan menemukan orang tua kandungmu diluar sana” kata ana menegaskan aghan

Mendengar anna berkata begitu aghan terdiam sambil mempertimbangkan ucapan anna, “baiklah aku pergi sendiri kata anna frustasi menyakinkan aghan dan berjalan pergitapi tiba-tiba aghan berubah pikiran, “tu..tunggu” kata aghan dengan terbata-bata, anna pun langsung menengok ke belakang dan berhenti berjalan “ada apa, aku sudah ingin pergi” jawab ana jual mahal, “kau bilang aku bisa menemukan orang tua kandung ku” kata aghan, “tentu dan jika kau bertemu mereka, kau bisa menanyakan alasan mengapa kau ditaruh disnikata anna meyakinkan aghan,  “apa kau sungguh-sungguh?” tanya aghan sedikit ragu, “sudah kubilang iya, tapi jika kau merasa ragu, kau tidak perlu ikut denganku” jawab anna, “baiklah, aku ikut” kata aghan memantapkan hatinya dengan penuh harapan bisa bertemu dengan orang tua kandungnya

annapun akhirnya tersenyum lega dan senang karena aghan mau ikut dengannya dan  mereka dua pergi dari panti. Beberapa jam berlalu dan hari mulai subuh, itengah jalan aghan mengeluh ke lelahan karena belum tidur sama sekali, “aku lelah sekali dan mengantuk, karena tidak tidur semalaman. Sebaiknya kita istirahat dulu sejenak anna ” kata aghan mengeluh, “ benar juga lagi pula kita sudah berjalan cukup jauh, kita istirahat dulu” jawab ana dan aghan langsung tergeletak bruk, “akhirnya aku bisa tidur juga” kata aghan tidak tahan menahan kantuknya, merekapun beristirahat di pinggir jalan,“apa kau punya air untuk di minum? aku haus sekali” tanya aghan, “tentu ada karena aku sudah persiapkan sebelum pergi” jawab anna sambil mengambil botol air minum dalam tasnya dan aghan langsung bangun, “ini, tapi jangan banyak-banyak minumnya karena hanya 1 sebotol saja yang kupunya” kata ana.. “iya aku mengerti” jawab aghan dan aghan langsung meminumnya

“glek..glek.. ahk… Tiba-tiba ana berbicara seperti ini pada aghan “Tau tidak kenapa nama ku “anna lintang” kata anna sambil memandang langit, “tidak tau, memang apa artinya?” jawab aghan penasaran, “kata ibuku artinya dalam bahasa jawa “ada bintang” dan makna yang terkandung di dalamnya adalah, supaya dalam kegelapan aku masih bisa bersinar seperti bintang yang selalu bercahaya dalam gelapnya malam, yang artinya aku tidak boleh menyerah meski aku dalam kesusahan” jawab anna, “wow hebat sekali artinya, selalu bersinar dalam gelap seperti bintang yang bercahaya pada malam hari yang artinya tidak boleh menyerah meski dalam kesusahan, di banding namu ku yang tidak ada artinya” kata aghan, “nama asli mu arghan ananda kan
nama mu terlihat wibawa meski aku tidak tau arti dari namamu yang sebenarnya” kata anna

 mendengar anna berkata seperti itu tiba-tiba wajah aghan terlihat cemberut, “jangan sebut nama itu aku tidak suka sama sekali” jawab aghan dengan wajah masam. “baiklah aku tidak akan memangil mu dengan nama itu” kata, “anna aku sangat mengantuk, kita tidur dimana” tanya aghan, “tunggu sebentar” kata anna sambil melepaskan tas lalu membuka tasnya dan mengambil selimut, “apa kau membawa selimut?” tanya aghan, “iya, aku sudah menyiapkan beberapa hal-hal penting yang harus dibawa sebelum pergi” jawab anna sambil menyiapkan tempat tidur dadakan, “taraaa.. silakan tidur” kata anna, “apa kau serius, kita tidur di pinggir jalan dan hanya menggunakan tas untuk tidur” kata aghan ragu dan sambil melotot tak menyangka, “mau bagaimana lagi, hanya ini yang bisa aku lakukan“ jawab anna bingung dan pasrah

“ya sudah kalau begitu” kata aghan langsung berbaring dan anna juga ikut berbaring di sebelah aghan, “ini adalah pengalaman pertama ku bisa tidur di pinggir jalan dan sepertinya tidak terlalu buruk” kata aghan, “ini juga pengalaman pertama ku, terima kasih kau sudah mau ikut dan setelah kita menemukan rumah ibuku, kita akan langsung mencari orang tua kandungmu bersama ibuku” kata anna namun ternyata aghan sudah tertidur dan esok paginya anapun bangun terlebih dahulu, “aghan ayo bangun sudah pagi kita harus melanjutkan perjalanan kita” kata ana membangunkan aghan dan aghanpun langsung bangun, “iya aku bangun” kata aghan dengan nada masih mengantuk dan langsung bangun, “ ayo kita pergi” kata ana menarik tangan aghan, “ hey tunggu, jangan terburu-buru seperti ini, aku belum  sempat mengusap-ngusap mataku dan lagi pula ini masih terlalu pagi” kata aghan belum siap melanjutkan perjalanan karena baru saja bangun, “ baiklah aku beri kau waktu satu menit untuk mengusap matamu” kata anna langsung  melepaskan tangan aghan

Sementara itu di panti asuhan, petugas panti terkejut karena aghan dan anna tidak ada di kamarnya dan petugas panti langsung melapor setelah mencari kesana kemari, “ tuan hadi, aghan dan anna tidak ada di panti” kata petugas panti, “ tidak ada, apa maksudmu” tanya paman hadi, “ mereka berdua menghilang, aku sudah mencari kemana-mana tapi tidak ketemu” jawab petugas panti, apa yang paman hadi khawatirkanpun terjadi, “ ini pasti karena surat itu, aku sudah menduga ini pasti akan terjadi” kata paman hadi dalam hati

ketika bibi nur menyuruh paman hadi untuk memberikan surat wasiatnya, paman hadi merasa ragu, “aku ingin kau memberikan surat ini dan kotak ini untuk aghan bila terjadi seseuatu pada ku” kata bibi nur pada paman hadi, “kenapa nyonya bicara sepserti itu, apa yang terjadi dan apa isi surat ini” tanya paman hadi, “tidak ada apa-apa, tidak ada yang perlu di khawatirkan aku hanya merasa harus memberikan seseuatu pada aghan, apa bila terjadi seseuatu padaku, itu adalah surat tentang jadi dirinya”  kata bibi nur, “jadi dirinya, apa maksud anda nyonya ingin memberi tahu siapa nyonya” tanya paman hadi, “ iya, karena aku ingin bila nanti aku telah tiada kau harus segara memberikan surat itu” kata bibi nur

“lalu bagai mana bila terjadi sesuatu dan dia pergi mencari tahu orang tua kandungnya juga kenapa anda bicara seolah-olah anda akann..” kata paman hadi, “aku baik-baik saja, aku hanya berjaga-jaga saja jika nanti terjadi sesuatu padaku dan aku yakin aghan adalah anak yang kuat dan aku mempercayakan aghan kepadamu, jaga dia baik-baik dan suruh dia menggunakan kalung yang ada di dalam kotak itu, agar bila suatu saat nanti bila orang tua kandungnya datang dapat langsung mengenalinya kata bibi nur

Maafkan aku nyonya (bibi nur), aku tidak bisa menepati janjiku untuk menjaga aghan dengan baik” kata paman hadi dalam hati, halo pak kenapa anda diam, apa kita harus lapor polisi” Tanya petugas panti, Tidak perlu, karena mereka pergi dengan kemauannya sendiri dan kita doakan saja semoga mereka berdua baik-baik saja diluar sana.. 

Kita kembali ke aghan dan anna di tengah perjalanan mereka menerdengar suara aneh, “ krugcuk-krugcuk”.. “bunyi suara apa itu” kata ana penasaran.”suara apa” jawab aghan” jawab aghan..“kau tidak dengar” tanya anna, “tidak, aku tidak dengar” jawab agahan, “ya sudahlah, mungkin hanya perasaan ku saja” jawab anna, merekapun kembali melanjutkan perjalanan tapi tiba-tiba terdengar lagi suara yang sama “krugcuk-krugcuk”

“aghan suara itu terdengar lagi, apa kau mendengarnya?” Tanya anna, aghanpun langsung menjawabperkataan anna dengan rasa malu
iya, aku mendengarnya suara itu ternyata berasal dari perut ku yang lapar, karena semalaman aku belum makan jawab aghan, “kau sih pake mogok makan segala” kata anna, “apanya yang mogok makan, suasana hatiku saat itu sangat buruk hingga membuatku tidak nafsu makan” jawab aghan membela diri

“baiklah mumpung kita sedang berada di pasar aku akan cari makan dulu kata anna, memangnya kau punya uang? tanya aghan, “tidak, aku tidak punya uang tapi tenang saja kita pasti bisa makan” jawab ana, anapun langsung berlari mencari rumah makan sekitar pasar tapi aghan tidak tau apa yang sedang ana rencanakan, “kau mau pergi kemana, jika kita tidak punya uang kau tidak akan bisa membeli apa-apa” teriak aghan, iya aku tau itu tapi kita masih punya tenaga” jawab anna sembari berlari, anna pun berhenti pada sebuah rumah makan sederhana dan dia langsung menghampirinya dan bertemu penjaga rumah makan  itu “maaf tuan apa aku boleh bertanya?” kata anna pada penjaga rumah makan itu “iya ada apa dik jawab penjaga rumah makan

“apa ada piring-piring yang mau di cuci “ tanya anna, “apa kau bilang? piring-piring yang mau di cuci” membalikan ucapan anna penjaga rumah makan itu, ”iya tuan” jawab anna sambil tersenyum, “maaf kami sudah punya tukang cuci piring sendiri“ kata penjaga rumah makan itu, “ya sudah kalau begitu, terima kasih ya tuan” kata ana, “iya, sama-sama” jawab penjaga rumah makan itu, aghan memperhatikan ana yang dari kejahun dan aghan berkata dalam hati, “apa yang anna lakukan ya” kata aghan dalam hati, anna pun langsung pergi meninggalkan rumah makan itu dengan persaan sedikit kecewa dan aghan langsung menghampiri anna, “ada apa denganmu? Tanya aghan, “tidak ada apa-apa” jawab anna, ketika anna dan aghan sedang berbicara ternyata ada yang memperhatikan anna, ketika anna sedang menghampiri rumah makan, yaitu pedagang bakso kaki lima sekitar pasar dan memanggil anna dengan melambai-lambaikan tangan sembari berteriak memanggilnya

hei..nak nak kemarilah” teriak pedagang bakso itu berkali-kali dan anna langsung menoleh kearahnya “aku” kata anna sembari menunjukan jarinya sendiri kearahnya, “iya kalian berdua” kata pedagang bakso dan mereka berduapun langsung berlari kearah pedagang bakso itu,“ada apa paman” jawab anna, “aku perhatikan sepertinya kalian sedang membutuhkan bingung, apa kalian membutuhkan pekerjaan” tanya paman itu, “pekerjaan” kata aghan bingung karena aghan berpikir mereka berdua masih kecil dan belum bisa bekerja, “iya paman kami sedang mencari pekerjaan” kata anna, “ hei tunggu anna, aku” kata aghan dan anna langsung menutup mulut aghan sambil berbisik, “kau diam saja” kata anna, “kami berdua membutuhkan pekerjaan” kata anna

“wah jika begitu kebetulan karena yang biasa membantuku bejualan sedang sakit, jadi tidak bisa datang untuk membantu berjualan, Jika kalian mau membantu paman, paman akan memberi kalian imbalan” kata pedanga itu, “ tentu kami mau membantu, tapi imbalannya di  ganti dengan makan saja boleh tidak paman” jawab anna lega karena usahanya mendapakan makan bisa terwujud, “tentu tapi kalian harus bekerja dulu” saut pedagang bakso tegas, ketika pedagang bakso itu sedang berbicara dengan anna dan aghan, tiba-tiba ada seorang pembeli, “hey paman aku pesan baksonya satu porsi ya” saut pembeli itu langsung duduk menunggu pesanannya datang, “siap” jawab pedagang bakso itu dan langsung menyuruh anna, aghan mencuci tangan mereka dan langsung melayani pembeli yang mulai berdatangan. tidak terasa hari sudah mulai menjelang sore, dagangan paman penjual bakso pun akhirnya sudah habis tapi dia menyisakan bakso untuk anna dan aghan

“karena kalian sudah membantu paman berjualan aku buatkan bakso sepesial untuk kalian berdua, kata paman pedagang bakso itu sembari menyodorkan dua mangkuk bakso, “terima kasih paman” saut ana dan aghan dan langsung memakan bakso itu, “iya sama-sama kalian juga telah banyak mambantu paman” jawab paman itu dan ikut duduk bersama, “panas sekali baksonya, hah hah” kata aghan, makannya jangan terburu-buru, memakanya pelan-pelan saja sudah tau masih panas” jawab anna, “benar kata anna, tapi enak tidak baksonya” saut paman itu, ”enak sekali paman aku tidak pernah memakan bakso yang seperti ini” jawab aghan sambil mengunyah bakso,“iya paman” kata anna juga, “oh ya ngomong-ngomong kalian berdua darimana ingin kemana?” kata paman itu penasaran

“kami dari panti” lalu ana langsung menutup mulut aghan karena anna tidak ingin paman itu tahu kalau mereka berdua kabur dari panti, “kami sedang ingin menyusul ibu kami paman” jawab anna
“mencari ibu kalian, memangnya dimana ibu kalian itu” tanya paman itu pada anna, “sebentar paman aku ambil dulu alamatnya” jawab anna sembari merogoh tasnya, “ini paman alamatnya” kata anna sambil menyodorkan kertas alamatnya dan paman itu langsung menerimanya lalu membacanya “hmm, alamat ini sepertinya aku tau” kata paman itu, “benarkah paman” jawab anna senang, “iya kau tinggal naik kereta yang jurusan stasiun Jakarta lalu lanjutkan dengan naik angkot no 28

setelah itu kau bisa menanyakan orang-orang yang berada di sekitarnya dan kebetulan beberapa jam lagi ada kereta yang jurusan kesana” kata paman itu sembari mengembalikan selembar alamat itu kepada anna, “paman aku sudah selesai makan aku harus segera pergi, terima kasih ya paman atas informasinya dan terima kasih juga untuk baksonya, ayo aghan” jawab anna sembari menaruh alamat itu di saku celananya dan langsung menarik tangan aghan yang sedang makan, “ hei aku belum selesai makan, kau sudah menarik saja” kata aghan, “ iya aku tahu, tapi  kita harus bergegas” jawab ana

“ hey tunggu apa kalian punya uang untuk naik kereta” teriak paman itu tapi mereka tidak mendengarnya karena mereka sudah jauh, “ya sudalah mereka sudah jauh, tapi tunggu sepertinya tempat itu bukan tempat yang anak-anak boleh datang  ketempat itu”kata pedagang bakso itu, akhirnya mereka berdua sampai di setasiun kereta, “ hey anna kenapa kau tadi tiba-tiba menutup mulut ku? sewaktu paman itu bertanya” tanya aghan, “aku hanya tidak ingin paman itu tahu kalau kita kabur dari panti karena jika dia tahu perjalanan kita bisa kacau dan kita tidak boleh mudah percaya pada orag lain” jawab anna, “hmm.. begitu ya, ternyata kau pandai sekali ya” kata aghan, “tentu saja karena aku suka membaca buku cerita, aku pergi keloket dulu ya” kata anna langsung menghampiri loket tempat pembelian tiket

“maaf nyonya kereta yang jurusan jakarta sudah berangkat belum”  tanya anna, “belum tapi keretanya akan datang satu jam lagi dan langsung berangkat lima belas menit lagi, memangnya ada apa ya dik” jawab petugas loket itu dengan ramah,“ tidak ada apa-apa, oh ya nyonya kira-kira berapa harga tiket yang jurusan ke jakarta?” jawab anna,“adik bisa liat sendiri ada diatas kok “ jawab petugas tiket itu, “15 rupiah, dan jika berdua berarti 30 rupiah, bagai mana ini aku tidak punya uang sebanyak itu” kata ana sembari berjalan pergi meninggalkan loket stasiun, “kenapa kau tiba-tiba diam ada apa?” Tanya aghan, “aku hanya bingung bagaimana cara mendapatkan tiket untuk naik kereta jika uang ku kurang” jawab anna, “ kita menyelinap saja ke kereta” kata aghan, “tidak, aku tidak mau melakukan itu” jawab anna, “baiklah bagaimana kalau kita kembali ke pasar” kata aghan, “untuk apa” tanya ana bingung

“untuk meminta bantuan kepada paman pedagang bakso tadi, barangkali dia bisa membantu kita” jawab aghan
“benar juga apa kata mu, tapi apa dia mau membantu kita” tanya ana dengan ragu, “kita coba saja dulu” kata aghan meyakinkan anna, “ya sudah, ayo kita segera kesana” kata anna dengan bersemangat, mereka berduapun langsung pergi kembali kepasar dimana paman tukang bakso itu berjualan.. dan setelah mereka sampai di tempat itu ternyata paman itu sudah tidak ada atau sudah pulang, dan mereka berdua tidak tahu harus bagaimana, mereka berduapun duduk di pinggir jalan memikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang untuk ongkos naik kereta

annapun tiba-tiba mengelurkan kalung liontin pemberian ibunya itu anna membuka bandul liontin itu yang ada foto dirinya bersama ibunya dan memeluk kalung itu, aghan yang milihat ana seperti itu langsung berkata “aku mengerti apa yang kau rasakan saat ini meski mungkin sekarang aku tidak punya siapa-siapa lagi” kata aghan
annapun diam saja mendengar aghan berkata seperti itu anna malah memperhatikan seorang wanita sedikit tua yang sedang kerepotan membawa belanjaan yang banyak, “sekarang aku tahu bagaimana caranya mendapatkan tambahan uang” kata ana langsung berdiri danmenarik tangan aghan, “ hei-hei kita mau kemana” Tanya aghan sedikit terkejut

“sudah ayo ikut saja” jawab anna dan mereka berdua menghampiri wanita yang kerepotan itu, “maaf nyonya apa butuh bantuan“ kata anna sambil tersenyum, “bantuan?” Tanya nyonya itu, “iya bantuan, karena nyonya sepertinya sangat ke repotan dengan belanjaan nyonya yang banyak” jawab anna, iya benar sekali, aku memang membutuhkan bantuan untuk membantu mengangkat belanjaanku ini hingga aku mendapatkan taxi” jawab nyonya itu, “ kalau begitu serahkan saja belanjaan nyonya pada kami, biar kami yang membawanya dan nyonya bisa mudah mencari taxi” jawab anna. nyonya itupun langsung langsung menyerahkan barang belanjaannya untuk di bawa ana dan aghan lalu dia langsung mencari taxi. setelah beberapa menit akhirnya nyonya itu mendapatkan taxi, aghan dan ana memasuki belanjaan nyonya itu ke bekasi taxi

“terima kasih ya sudah mau membantuku, ini terimalah upah dariku buat kalian berdua” kata nyonya itu sambil memberikan uang sebesar 5 rupiah kepada anna, ” kata nyonya itu“terima kasih nyonya” jawab anna dan aghan. setelah memberi upah pada anna dan aghan nyonya itu langsung pergi menaiki taxi itu, “kita baru punya uang 5 rupiah, kita masih kurang banyak” kata anna tapi aghan tidak berkata apa-apa karena aghan sedang memperhatikan seseorang yang sedang kesusahan membawa belanjaan lagi dan sepertinya membutuhkan mereka berdua dan langsung meyenggol-nyenggol anna sembari berkata, “anna.. sepertinya ada pekerjaan lagi untuk kita” kata aghan, “dimana?”jawab anna, “itu” kata aghan sembari menunjuk
dan anna tanpa pikir panjang langsung pergi kesana “ayo kita segera kesana” kata anna bersemangat

“iya” jawab aghan bersemangat dan mereka berdua langsung berlari menghampirinya, mereka berduapun terus bekerja membawa belanjaan orang-orang yang membutuhkan bantuan, aghan dan anna akhirnya berhasil mendapatkan uang melebihi target mereka yaitu 75 rupiah, “syukurlah kita bisa mendapatkan lebih dari cukup, untuk naik kereta” kata anna sembari mengitung uang itu dan langsung memasukannya ke sakunya, “iya, meski kita harus kelelahan begini dan ini adalah pertama kalinya aku merasakan bagai mana lelahnya mencari uang“ kata aghan dengan nada terengah-engah, “haha iya ini juga pertama kalinya aku mendapat bayaran karena bekerja soalnya ketika aku tinggal bersama paman dan bibiku aku tidak pernah di beri uang meski aku sudah bekerja merapikian rumah setiap hari dan aku hanya di berimakan saja” kata anna

“wah paman dan bibimu tega sekali, aku harap mereka akan mendapat hukuman yang besar oleh tuhan” kata aghan,  terima kasih” kata anna, “iya, oh iya anna buku cerita apa yang sering kau baca, karena tadi kau bilang jangan mudah percaya pada siapapun dan kau tahu itu dari buku cerita apa“ tanya aghan, “ buku tentang kisah pinokio.Pinokio itu mudah sekali percaya pada siapapun, saat itu dia bertemu seseorang pria yang baik dan pria itu memberikan banyak mainan dan permen tapi ternyata dia seorang penyihir, diapun di ubah menjadi keledai” jelas anna dengan singkat, “wow cerita itu sediki bodoh, apa kau percaya dengan cerita seperti itu anna” tanya aghan, “tidak, tapi aku mengambil hal yang bisa di jadikan pelajarannya saja, oh iya kita harus cepat ke stasiun” jawab ana yang langsung bangun dan menarik tangan aghan, “iya tapi kau jangan selalu menarik tanganku dengan tiba-tiba, sakit tahu” kata aghan, “baik, aku minta maaf, aku terlalu bersemangat” jawab ana sembari melepaskan tangan aghan, “ya sudah ayo kita segera ke stasiun” kata aghan, “ayo” jawab anna

Merekapun sampai di stasiun dan ana langsung membeli tiket, “nyonya aku beli tiket yang jurusan jakarta ya” kata ana sembari menyodorkan uangnya, “ini tiketnya dik, 20menit lagi keretanya akan tiba dan silakan tunggu di bangku tunggu” kata penjaga loket itu sembari memberikan tiketnya, “terima kasih nyonya” jawab anna dan meninggalkan loket itu untuk menuju ke tempat duduk, “anna kau masih punya air minum tidak” kata aghan, “sebentar aku lihat dulu ya” jawab anna sambil merogoh tas miliknya, “sepertinya airnya sudah abis” kata ann memperlihatkan botol air minum miliknya, “sayang sekali, padahal aku haus sekali” kata aghan mengeluh, “bagai mana kalau kita membeli air minum dan makanan untuk bekal kita nanti” jawab anna

“memangnya uangnya masih cukup jika di pakai untuk membeli makanan” kata aghan, “ tenang saja uangnya masih cukup kok, ayo kita pergi keluar stasiun” kata anna, “kenapa kita tidak membeli pedagang yang lewat saja dan tidak perlu keluar” jawab aghan, harga mereka itu lebih mahal dan kita harus pintar karena uang kita tidak terlalu banyak” kata anna, “baiklah terserah kau saja” kata aghan, merekapun keluar stasiun untuk membeli minum dan beberapa makanan setelah mereka sudah membeli air minum merekapun langsung meminumnya, ketika mereka berdua sedang minum tiba-tiba ada 4 orang brandalan yang di sebut 4 berandal sekawan dan menghadang aghan dan anna lalu mereka langsung di bawa mereka berdua ke gang buntu yang sepi, “apa-apaan kalian semua” kata anna

“iya lepaskan kami” kata aghan juga, tapi mereka tidak menghiraukannya, dan langsung menjatuhkan mereka ke jalanan gang buntu, “aku perhatikan kalian berdua seenaknya saja mencari uang di tempat ku tanpa izin” kata salah satu berandal itu yang bernamaJijo, “memangnya kau siapa” bentak anna pada jijo, “beranani sekali kau bicara begitu, kemarikan tas milikmu” kata jijo, “tidak” jawab anna, “ambil tas gadis kecil itu” perintah jijo pada kedua temannya yang bernama Muko danTarjo, mereka keduapun mengambil paksa tas milik anna dan annapun tidak berkutik, anna hanya bisa menangis. Muko dan tarjo langsung melempar tas milik anna pada jijo melihat. jijopun langsung merogoh tas anna untuk mencari barang yang berharga. Melihat anna yang menangis dan tasnya yang di acak-acak oleh jijo aghanpun merasa sangat geram“hentikan” teriak aghan sambil ingin menghampiri jijo namun aghan langsung di sergap oleh Ujo, “hey bocah, tenangkan dirimu” kata Ujo sambil memegangi aghan dengan kuat

Jijopun melihat dengan teliti kalung liontin milik anna, “hmm, lumayan juga kalung ini pasti bos akan suka” kata jijo sambil melihatkalung milik anna, “jangannn.. jangan kalung itu, ku mohon kembalikan kalung itu” kata anna dengan mata yang berkaca-kaca hingga meteskan air matanya, melihat anna yang seperti itu aghan tidak tega karena dia tau kalung itu segalanya bagi anna dan aghan langsung berusaha untuk membebaskan diri dari Ujo yang memeganginya dengan cara mendorong kepalanya kebelakang dengan sekencang mungkin ke dada ujo, ujopun langsung melepaskan cengkramannya karena kesakitan, aghanpun langsung berbalik dan menendang kemaluan ujo dengan sekencang-kencangnya hingga membuatnya kesakitan setengah mati, “ arggk, sialan kau bocah tengik” kata Ujo sambil kesakitan, “kembalikan kalung itu padanya” bentak aghan

“hebat sekali kau, kalian berdua ayo kita habisi bocah sok pahlawan ini” kata jijo sembari memegang kalung milik anna, muko dan tarjopun langsung menyerang aghan di susul jijo, melihat aghan yang di kroyok oleh 4 berandalan itu, ana langsung berteriak, “cukup kumohon hentikan, kau boleh mengambil kalung milik ku dan juga uang ku” kata ana yang langsung melindungi aghan dan memberikan uangnya semua, para brandalan itupun langsung menghentikan memukulinya dan mengambil uang yang di berikan ana dan langsung pergi, tapi ujo masih memukuli aghan karena dia kesal aghan sudah menendang kemaluannya hingga ke sakitan tapi Jijo menyuruhnya menghentikannya, “hai sudah ayo kita pergi” kata jijo mengajak meninggalkan anna dan aghan, “ kau beruntung bocah sialan” kata ujo,“ hai ayo kita pergi” ajak tarjo dan 4berandalan itupun pergi meninggalkan anna dan aghan, “kau tidak apa-apa aghan” kata anna sangat mengkhawatir ke adaan aghan

“tidak.. aku tidak apa-apa hanya sedikt memar, oh ya bagaimana kalungnya apa mereka mengembalikannya” jawab aghan dan langsung bangun, “tidak usah memikirkan kalung itu yang penting kau selamat” kata anna, “tapi kan kalung itu” kata aghan dan anna langsung memotong perkataan aghan, “tidak ada tapi-tapian yang penting kau tidak apa, sudah kau jangan memikirkan kalung itu” kata anna meski dalam hatinya dia masih mengharapkan kalungnya kembali, “kau serius dengan perkataan mu” kata aghan yang agak masih kesakitan dan tiba-tiba anna langsung memeluk aghan sambil menangis dan berkata, “aku minta maaf, karena aku kau harus menderita seperti ini, maafkan aku” kata ana

“sudah jangan menangis aku tidak apa-apa, oh ya bukannya kita harus segera kembali ke stasiun” jawab aghan, mendengar aghan berkata begitu anapun melepaskan pelukannya, “maafkan aku ya” kata anna sembari menghapus air matanya“iya aku sudah memaafkan, ayo kita segera ke stasiun” jawab aghan sembari memasukan kembali barang-barang milik ana yang berserakan kedalam tas dan memberikannya pada anna

Perpisahan.

 mereka berdua langsung berlari menuju stasiun, setibanya disana ternyata keretanya sudah mau berangkat, “ayo kita segera naik, keretanya sudah mau berangkat” kata ana yang menarik tangan aghan, tapi tiba-tiba aghan melapaskan tangan ana dan berkata “ maaf aku, aku tidak bisa ikut denganmu” kata aghan, “memangnya kenapa?” tanya ana bingung, “aku ingin mengambil kembali kalungmu, kau pergilah” kata aghan, “sudah ku katakan tidak usah memikirkan kalung ku lagi, aku takut kau kenapa-kenapa” kata anna, “aku tahu kalung itu sangat berarti bagimu, maka dari itu aku ingin mengambilnya kembali” kata aghan, “ kalau kau tidak naik aku juga tidak naik, aku akan ikut bersamamu” jawab ana, “ jangan, percaya padaku, bila aku berhasil mendapatkannya aku akan langsung menyusulmu, aku berjanji” kata aghan menyakinkan anna

Mendengar ucapan aghan annapun terdiam sejenak, dan lansung memberikan kertas alamat miliknya itu dari sakunya, “ini, tapi berjanjilah kau tidak akan apa-apa dan kau langsung menyusulku dengan selamat” kata anna, “kau bisa memegang janji ku” kata aghan sambil mengacungkan jempolnya sebagai tanda janjinya, anna pun tersenyum melihat aghan mengacungkan jempolnya, “baik, aku akan pegang janjimu, pokoknya kau harus menyusul ku dengan selamat  dan ingat kau tidak boleh mudah percaya pada orang lain dan harus berhati-hati” jawab anna, “iya aku akan mengingat semua perkataanmu dan aku akan menyusulmu dengan selamat, cepatlah naik” kata aghan, annapun lansung naik ke kereta dan sebelum dia naik anna tersenyum lagi pada aghan dan melambaikan tangaannya, aghanpun membalas lambaian tangan anna

BERSAMBUNG...