Kisah
ini bercerita tentang seorang anak laki-laki, yang memiliki
semangat pantang menyerah untuk mencari sebuah kalung milik temannya yang
bernama Anna. Awalnya Anna mengajak aghan
pergi dari panti asuhan setelah kematian ibu
kepala panti, untuk
mencari alamat ibunya Anna dan aghan juga ingin mencari keberadaan orang tua kandungnya,
agar menemukan jawaban
kenapa orang tuanya
meninggalkanya dipanti asuhan sejak bayi.
ditengah perjalanan mereka dihadang oleh 4berandal sekawan.
mereka merampas uang serta kalung milik Anna yang sangat berharga karena kalung itu adalah
benda terakhir dan satu-satunya kenangan dari ibunya, aghanpun berjanji dan bertekad untuk mengambil
kembali kalung itu dari mereka, lalu aghan menyuruh anna dan
menyakinkannya agar pergi
tanpanya.
Selama
11 tahun aghan terus
mencari 4berandal sekawan semenjak
berpisah dengan anna dan aghan
berhasil menemukan 4berandal
sekawan itu, namun ternyata mereka
telah memberikan kalung
itu pada pria bertato tengkorak yang dulunya adalah mantan
bos mereka dan sekarang pria bertato tengkorak itu bekerja di sebuah resto sederhana bernama resto raos yang di dirikan oleh koki master lengendaris Indonesia
Aghanpun mencari resto itu untuk menemukan pria bertato tengkorak
tersebut dan berhasil menemukannya lalu
apa disangka, setelah aghan berhasil menemukannya, dia di halangi oleh kepala resto raos
yang tidak lain adalah menantu dari sang
master koki, dimana dia tidak mengizinkan aghan
untuk masuk ke dalam resto raos, kemudian dengan bantuan master koki, aghanpun akhirnya
bisa masuk ke resto raos sekaligus menjadi pegawai. Dalam perjuangannya yang
pantang menyerah, tanpa
di sangka aghan dipertemukan kembali dengan anna yang sudah terpisah selama 11 tahun
yang kini anna telah menjadi wanita yang cantik dan menimbulkan benih-benih
cinta.
Akhirnya pun juga pria bertato tersebut
mau mengembalikan kalung milik anna atas desakan sang koki master, tapi dengan syarat dia harus mengikuti
kompesti masak yang akan diselenggarakan oleh resto raos yang biasa disebut
TUMSER dan harus memenangkan
kompetisi tersebut, jika aghan meinginkan kalung milik anna
kembali
Aghanpun
langsung menyanggupinya tanpa mengetahui sebelumnya, bahwa kompetisi tersebut
bukanlah kompetisi biasa karena
hanya di adakan 3 tahun sekali dan banyak di ikuti oleh orang-orang yang sudaha
ahli dalam memasak, aghanpun harus berjuang keras untuk berlatih memasak demi untuk menepati
janjinya pada anna karena sebelum
aghan masuk tumser sia harus melewati 2 tahapan seleksi,
padahal dia belum pernah mengenal memasak sebelumnya dan karena keberaniannya
tersebut membuat 2 orang rekannya yang sudah lama bekerja diresto lebih dulu,
menjadi termotivasi untuk mengikuti kompetisi TUMSER. Dalam kompetisi itu ternyata
ada adik tiri aghan yang juga mengikuti kompetisi tersebut
tapi aghan tidak mengenalinya, namun adik tiri aghan dapat mengenalinya setelah
mengetahui aghan menggunakan kalung yang sama dengan ayahnya dan konflikpun
banyak bermunculan dari dalam kompetisi maupun diluar kompetisi.
Kisah
ini bercerita tentang seorang anak laki-laki, yang memiliki
semangat pantang menyerah untuk mencari sebuah kalung milik temannya yang
bernama Anna. Awalnya Anna mengajak aghan
pergi dari panti asuhan setelah kematian ibu
kepala panti, untuk
mencari alamat ibunya Anna dan aghan juga ingin mencari keberadaan orang tua kandungnya,
agar menemukan jawaban
kenapa orang tuanya
meninggalkanya dipanti asuhan sejak bayi.
ditengah perjalanan mereka dihadang oleh 4berandal sekawan.
mereka merampas uang serta kalung milik Anna yang sangat berharga karena kalung itu adalah
benda terakhir dan satu-satunya kenangan dari ibunya, aghanpun berjanji dan bertekad untuk mengambil
kembali kalung itu dari mereka, lalu aghan menyuruh anna dan
menyakinkannya agar pergi
tanpanya.
Selama
11 tahun aghan terus
mencari 4berandal sekawan semenjak
berpisah dengan anna dan aghan
berhasil menemukan 4berandal
sekawan itu, namun ternyata mereka
telah memberikan kalung
itu pada pria bertato tengkorak yang dulunya adalah mantan
bos mereka dan sekarang pria bertato tengkorak itu bekerja di sebuah resto sederhana bernama resto raos yang di dirikan oleh koki master lengendaris Indonesia
Aghanpun mencari resto itu untuk menemukan pria bertato tengkorak
tersebut dan berhasil menemukannya lalu
apa disangka, setelah aghan berhasil menemukannya, dia di halangi oleh kepala resto raos
yang tidak lain adalah menantu dari sang
master koki, dimana dia tidak mengizinkan aghan
untuk masuk ke dalam resto raos, kemudian dengan bantuan master koki, aghanpun akhirnya
bisa masuk ke resto raos sekaligus menjadi pegawai. Dalam perjuangannya yang
pantang menyerah, tanpa
di sangka aghan dipertemukan kembali dengan anna yang sudah terpisah selama 11 tahun
yang kini anna telah menjadi wanita yang cantik dan menimbulkan benih-benih
cinta.
Akhirnya pun juga pria bertato tersebut
mau mengembalikan kalung milik anna atas desakan sang koki master, tapi dengan syarat dia harus mengikuti
kompesti masak yang akan diselenggarakan oleh resto raos yang biasa disebut
TUMSER dan harus memenangkan
kompetisi tersebut, jika aghan meinginkan kalung milik anna
kembali
Aghanpun
langsung menyanggupinya tanpa mengetahui sebelumnya, bahwa kompetisi tersebut
bukanlah kompetisi biasa karena
hanya di adakan 3 tahun sekali dan banyak di ikuti oleh orang-orang yang sudaha
ahli dalam memasak, aghanpun harus berjuang keras untuk berlatih memasak demi untuk menepati
janjinya pada anna karena sebelum
aghan masuk tumser sia harus melewati 2 tahapan seleksi,
padahal dia belum pernah mengenal memasak sebelumnya dan karena keberaniannya
tersebut membuat 2 orang rekannya yang sudah lama bekerja diresto lebih dulu,
menjadi termotivasi untuk mengikuti kompetisi TUMSER. Dalam kompetisi itu ternyata
ada adik tiri aghan yang juga mengikuti kompetisi tersebut
tapi aghan tidak mengenalinya, namun adik tiri aghan dapat mengenalinya setelah
mengetahui aghan menggunakan kalung yang sama dengan ayahnya dan konflikpun
banyak bermunculan dari dalam kompetisi maupun diluar kompetisi.
Kisah ini dimulai pada tahun 1974 di sebuah panti asuhan tua yang cukup
besar tapi tidak terawat dan
nama panti itu bernama Cahaya
bahagia, panti
asuhan itu menampung anak-anak yang telantar. Pada suatu malam yang
dingin di sertai hujan rintik-rintik ada seorang
misterus yang menggunakan
mantel hujan dengan payung dan membawa keranjang yang berisi seorang bayi
laki-laki dan menaruhnya didepan pagar panti
asuhan beserta payung untuk menutupi bayi
itu dari hujan dan langsung pergi begitu saja
setelah bayi itu menangis, suara tangis
bayi yang cukup keras itu membuat kepala panti yang saat itu sedang mengecek semua berkas
di ruangan kerja, keluar dari dalam panti karena merasa terganggu dan mencari dari mana asal
datangnya suara itu “malam-malam
seperti ini siapa yang mengajak jalan-jalan bayi” pikir kepala
panti sambil mencari asal suara itu, namun setelah dia keluar dari dalam panti dia tidak menemukan seorangpun dan
dia malah menemukan sebuah payung hitam yang tergeletak
di depan pagar panti
ia pun langsung menghampirinya dan alangkah
terkejutnya ternyata keranjang itu berisi seorang bayi yang di tinggalkan orang
miterius tadi, lalu
dia langsung menggendong bayi untuk menenangkanya sembari berkata, “ya tuhan!! siapa yang meninggalkan bayi di tengah
malam seperti ini?” kata kepala panti itu sambil mengecek apakah ada orang yang
mencurigakan, setelah itu dia melihat
selembar kertas yang seperti surat dan juga sebuah amplop yang cukup besar dan
juga tebal dari dalam keranjang bayi itu. lalu
dia langsung mengambil selembar kertas yang seperti surat, dan dia membaca
surat itu “sebelumnya aku meminta maaf dan aku
mohon untuk menjaga anak ini seperti anakmu sendiri,
nama anak ini adalah arghan
ananda dan juga ada sedikit uang karena ku tahu
panti ini sedang membutuhkan, aku ucapkan terima kasih banyak semoga tuhan
membalas kebaikan anda” begitu isi surat itudan dia langsung
membuka amplop yang cukup besar dan tebal yang ternyata berisi uang sebesar 5 juta rupiah
Kala itu uang 5 juta rupiah sangatlah besar
sekali, lalu
ia langsung membawa bayi itu kedalam panti asuhan juga keranjang bayinya dan karena uang itu panti
asuhan bisa membayar lunas sisa cicilan nya hutang pada bank, karena
waktu itu kepala panti meminjam uang pada bank untuk membeli panti asuhan tua
ini, setelah membayar sisa hutang pada bank uangnya masih tersisa dan dia
gunakan untuk merapikan panti, dia
merasa bersyukur kepada tuhan atas pertolongannya lewat bayi ini.. 11 tahun
kemudian 1985,
anak itupun telah tumbuh besar dan kepala panti mengganti namanya menjadi
aghan,bibi nur tidak memperbolehkan aghan untuk
di adopsi oleh siapapun karena bibi nuranak itu telahmenganggapnya sebagai anaknya sendiri juga dia sangat menyayangi
aghan lebih dari siapapun dan menjaga hingga dimana seseorang penulis surat
datang untuk menjemputnya kembali
namun sedihnya
sekarang kepala panti itu sedang kurang sehat karena dia mengidap penyakit jantung yang mungkin bisa membunuhnya kapan
saja dan sebenarnya penyakitnya masih bisa di tangani dengan perawatan yang
rutin. Tapi dia tidak mau karena biayanya cukup
mahal, bibi nur tidak pernah memberi tau pada siapapun
kalau dia sedang sakit keras termasuk aghan, lalu pada siang harinya ada seorang pria dan seorang datang kepanti itu bersama seorang anak perempuan dan sepertinya
seorang pria itu ingin menaruh anak perempuan itu untuk tinggal di panti, dan
anak perempuan itu di suruh menunggu di ruang tunggu selagi pria itu mengisi
beberapa lembar kertas, setelah selesai mengisi beberapa lembar kertas untuk
reggristrasi pria itu langsung pergi dari ruangan meninggalkan anak perempuan
itu dan keluarlah kepala panti untuk melihat anak itu dan bertanya siapa
namanya meski dia sudah tau nama anak itu
”siapa nama mu nak? aku bibi nur kepala panti disini” kata bibi nur dengan lembut, dan anak perempuan itu menjawab ”aku Anna lintang bi” jawab anna dengan kepala yang menunduk di iringi rasa trauma, “sepertinya gadis ini mengalami perasaan yang cukup menyakitkan, di usianya yang masih anak-anak” kata bibi
nur dalam hati sambil memandang wajahnya, lalu
bibi nur langsung berjongkok dan berkata dengan lembut, “sekarang kau bisa mengagap
ini adalah rumahmu sendiri, dan kau juga bisa
menganggap aku sebagai ibumu jika kau mau” kata bibi nur sambil tersenyum, “aku
sudah mempunyai ibu” jawab anna dengan ketus sambil masih menundukannya
kepalanya, “baiklah
tidak apa-apa jika seperti itu” kata bibi nur dengan ramahnya sambil mengelus pundak anna
Ketika bibi nur berbicara pada anna, bibi nur menyadari bahwa anak-anak di panti sedang
bersembunyi di balik dinding mengawasi anna termasuk aghan, bibi nurpun langsung memanggil mereka semua, ”ayo kemari semuanya, bibi
sudah tau kalian semua bersembunyi di balik diding” kata bibi nur, “kenapa bibi selalu tahu saat kami semua
sedang bersembunyi mengawasi bibi” kata seorang anak yang bernama bagas dan anak-anak pun langsung menghampiri
bibi nur “iya padahal kami sudah sangat
perlahan-lahan sekali“ saut anak yang lain, “tentu saja bibi tahu, karena
kalian semua anak-anak bibi dan bibi sudah sangat mengenali kalian meski
kalian bersembunyi di lubang semut sekalipun“ kata bibi nur sambil tersenyum, namun
bibi nur tidak melihat aghan bersama rombongan anak-anak karena aghan malu pada
anna, “Dimana aghan?” tanya bibi nur, “aghan masih bersembunyi di balik dinding” jawab
mereka semua
“aghan kemari” panggil bibi nur dengan lembut dan aghan langsung
muncul perlahan dari balik dinding, “baiklah
sepertinya sudah lengkap semua, ayo kalian semua kenalkan diri kalain
masing-masing pada teman kalian yang baru” kata bibi nur memperkenalkan semua
anak-anak pada anna. Beberapa hari kemudian anna di panti asuhan Cahaya Bahagia, anna hanya suka berdiam diri dan duduk menyendiri terus ditaman belakang panti seperti
ada sesuatu yang dia pikirkan ketika aghan sedang bermain bola, bolanya
terpental cukup jauh, aghanpun langsung mencari bola itu, aghanpun berhasil
menemukannya dan ketika aghan ingin mengambil bola itu, aghan melihat ana yang
tengah duduk sendiri di ayunan, temannya aghan yang menunggu lama aghan
mengambil bola, merasa tidak sabar dan menyusul aghan
“hei aghan, kenapa kau lama sekali? Sudah ketemu belum bolanya” tanya bagas teman aghan,
“Sudah, ini bolanya” jawab aghan sambil menggenggam bolanya,
“Ya sudah ayo kita kembali bermain” ajak bagas, namun aghan masih memandangi anna, “Hei aghan kau lihat
siapa sih?” Tanya bagas, “Hah
tidak, aku tidak sedang melihat siapa-siapa” jawab aghan bohong karena dia malu
bila bagas tahu kalau aghan memandangi anna, bagaspun menyadari bahwa aghan
sedang memperhatikan anna dari tadi, “jangan bohong, kau pasti sedang
memperhatikan gadis itu ya” kata bagas, “baiklah
aku mengaku” jawab aghan malu, “anak baru itu memang terlihat cantik sih, apa kau jatuh
cinta padanya” goda bagas, “
hei jangan asal bicara, aku hanya bingung kenapa dia suka menyendiri saja dari
pertama datang sampai sekarang” kata aghan
“mana aku tau, kau Tanya langsung saja
padanya” kata bagas, “benar
juga apa katamu, baiklah aku akan menghampirinya, ini bolanya tangkap” kata
aghan sambil melempar bolanya kearah bagas, “lalu
bagaimana dengan permainannya?” Tanya bagas, “aku
keluar dari permainan, bilang pada yang lain ya” jawab aghan langsung
menghampiri anna, “
baiklah, kau akan bilang aghan sedang pacaran
dengan anak baru” kata bagas meledek dan langsung kabur “ hei, jangan kabur ” kata aghan namun bagas telah pergi dan anna
melihat kea rah aghan dan sepertinya mendengar perkataan bagas, aghan pun langsung menghampiri anna malu, namun anna hanya diam tidak
mengiraukannya “ kenapa kau selalu duduk disini sendirian
dan tidak ikut bermain “tanya
aghan, namun anna masih diam saja tidak mengucap
satu katapun, “jika kau mendengar
perbincangan kami tadi, aku harap jangan
dianggap seriu ya” kata aghan, namun anna masih diam saja tak
menjawab” halo kenapa kau tidak menjawab, apa ada yang salah dengan kata-kata
ku” tanya
aghan lagi dan anna akhirnya menjawab
pertanyaan aghan dengan jawaban berbeda, “sepertinya
aku akan pergi dari tempat ini” jawab anna dan sontak membuat aghan kaget dan bingung
“lalu kau akan pergi kemana
bila tidak disini?” tanya aghan penasaran, “ aku
akan mencari ibuku ” jawab anna, “kenapa kau malah disnii kalau memang masih mempunyai seorang ibu“ kata aghan, “aku mempunyai seorang ibu tapi tidak
mempunyai ayah, ibu ku adalah kepala panti disini dan kenapa kau disini jika
masih memiliki ibu” kata aghan, “aku juga tidak tau, karena sudah
berbulan-bulan ibuku pergi entah kemana dan paman
ku yang membenci ku, ingin aku pergi dari rumah ku sendiri dan dia yang menaruh ku disini ” jawab anna, “ Wah sepertinya rumit juga
permasalahanmu ya, kalau begitu aku akan menghiburmu” kata aghan dan langsung memasak kuda-kuda untuk melakukan
tarian lucu ala MichaelJackson versi dirinya,
alih-alih ingin membuat ana tertawa, anna hanya diam saja melihat tarian aghan dan tersenyum pun tidak. Seolah-olah suasana mendadak hening dan hanya terdengar suara jangkrik
(krik ekrik ekrik ekrik.. Seperti orang stand up
comedy yang sedang melawak tapi tidak ada yang tertawa satupun, malah suara
jangkrik yang terdengar) namun aghan tidak menyerah diapun mengulangi tariannya
lagi dan lagi hasilnya sama, anna tidak tertawa sama sekali, Aghanpun
menyerah dan akhirnya pergi dengan rasa malu, kalian bisa
membayangkan bagai mana mukanya aghan saat itu namun baru beberapa langkah
aghan berjalan, aghan mendengar tawa kecil dari belakangnya dan aghan langsung mengembalikan badannyakembali
kearah anna, “akhirnya aku berhasil membuat mu tertawa” kata aghan lega sambil menunjuk kearah anna, “ kau jangan salah sangka dulu, aku tertawa bukan
karena melihat tarian konyolmu”
jawab ana sambil menahan tawanya, “Lalu” tanya aghan bingung, “aku
tertawa karena tidak tahan melihat expresi wajahmu yang terlihat bodoh” jawab
anna dengan jujur
aghanpun hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya mendengar anna berkata sepert itu,
sambil tersenyum namun setidaknya aghan lega karena akhirnya bisa membuat anna tertawa meski caranya
sangat memalukan, setelah kejadian itu membuat mereka berdua akrab dan 1 minggu kemudian
bibi nur meninggal dunia dan membuat semua penghuni panti kehilangan sosok yang
mereka sayangi jugadi
hormati, dan
aghan lah yang paling merasa kehilangan sosok yang sudah dianggap ibunya
sendiri. beberapa hari setelah
meninggalnya bibi nur aghan selalu terlihat murung, melihat
aghan yang murung dan mulai suka menyendiri membuat kepala panti baru merasa
bingung harus bagai mana, nama kepala panti itu adalah Hadi dan sering di
panggil paman hadi, sebelum menjadi kepala
panti dia adalah wakil bibi nur, diapun menghampiri aghan dan berkata
“aku
mencarimu kemana-mana selalu sendiri” tanya paman hadi dengan rasa simpati
sambil mengusap kepala aghan dan aghan
hanya diam saja. paman
hadi tahu apa yang aghan rasakan,
lalu paman hadi berkata “sebelum kepala panti meninggal dia
menitipkan ini pada ku untuk diberikan padamu” kata paman hadi sambil merogoh
seseuatu dari sakunya, dan petugas panti itu menyodorkan sebuah kotak kecil dan
aghan menerima kotak itu, “sepertinya aku tidak bisa menemanimu terus disini karena
masih banyak yang harus aku kerjakan, bila kau membutuhkan sesuatu bilang saja
padaku” kata kepala panti yang baru langsung pergidan aghan membuka kotak itu
dan aghan memukan sepucuk surat dan sebuah kalung batu giok yang hanya separuh
dan aghan membaca surat itu dan isi surat itu seperti ini, “
hei aghan, bagai mana kabarmu. Ibu harap kau baik-baik saja sebelumnya ibu
minta ingin meminta maaf yang sedalam-dalamnya padamu karna sudah berbohong
padamu
sebenarnyai ibu bukanlah ibumu yang sebenarnya, kau adalah
seorang anak yang di titipkan di panti ini, sama seperti anak lainnya
yang tinggal disini tapi bibi tidak tahu siapa yang menaruhmu disini 11 tahun
lalu aku mendengar suara tangis bayi dan menemukan sebuah keranjang di depan
pagar panti tanpa seorangpun yang berisi bayi juga sejumlah uang, pada saat itu
keadaan panti memang sedang sangat membutuhkan uang untuk membayar hutang, dan
tuhan mengirimkan bantuanya lewat dirimu. Meski aku bukan ibu kandungmu aku
menyayangi mu seperti anak ku sendiri dan ada kalung yang bandul batu giok
separuh, yang sudah ada bersamamu, mukin orang tua mu yang ingin kau
memakainya dan nama lengkap mu adalah arghan ananda, nama
itu juga pemberian orang tua mu. Sebelumnya aku ingin
memberi tahumu yang sebenarnya namun ibu menunggu waktu yang tepat dan
sekaranglah waktu yang tepat, kau adalah anak yang
istimewa untuk ku, jangan marah pada siapapun dan jangan sedih aku yakin kau
anak yang kuat, dan ibu yakin suatu saat orang tuamu akan datang untukmu jadi
pakailah kalung giok itu selalu
Setelah membaca surat itu perasaan aghan
merasa tak karuan, kebingungan, sedih dan marah, aghan tidak
tahu apa alasan orang tuanya mengapa dia menaruh dirinya di panti, aghan
mengambil kalung itu dari dalam kotak yang dia pegang, dia
melihat penuh kebencian dan menggenggamnya dengan erat sambil bergetar lalu dia membuangnya karena kesal
dan dia tidak mau memakai kalung dari pemberian orang tua
kandungnya dan langsung pergi juga mengletakan kotak berisi surat yang
berserakan dan meninggalkan ruangan itu dengan mata berkaca-kaca. Anna melihat aghan yang
keluar dari ruangan dengan wajah yang terlihat sedih dan anna langsung menghampirinya
ingin tau apa yang sedang terjadi dengan aghan, menyadari anna ingin menghampirinya,
aghan langsung berlari menghindari anna
karena malu bila anna
melihatnya berkaca-kaca
melihat aghan yang menghindari dirinya, anna pun menghentikan niatnya untuk mengejar aghan dan berhenti di
depan ruangan yang baru saja aghan tinggalkan, anna melihat di dalam ruangan ada sebuah kotak dengan selembar
kertas jatuh berserakan,
anna merasa penasaran dan berfikir pasti barang itu yang membuat
aghan seperti bersedih, anna menghampiri benda yang berserakan itu dan mengambil
kotaknya, juga selembar kertas itu dan ternyata selembar kertas itu adalah
sebuah surat, dengan rasa penasaran lalu ana langsung membacanya. setelah ana
membaca surat itu ana mengerti apa yang aghan rasakan, “jadi
ini masalahnya” kata ana dalam hati selesai membaca surat, anna memasukan kembali surat
itu kedalam kotak, Saat
anna memasukan kembali surat itu kedalam kotak, dia melihat ada sebuah benda
seperti kalung, tergeletak jauh di pinggir dan anna menghampiri kalung itu lalu
mengambilnya. anna berfikir pasti aghan yang dengan sengaja
membuangnya karena marah,
diapun memasukan kalung itu kedalam sakunya dan langsung keluar dari ruangan
itu mencari aghan
aghan yang sedang duduk sendirian di belakang panti asuhan
meratapi perasaannya yang sedang tak karuan meski dan tiba-tiba terdengar suara, “ternyata
kau disini ya” kata anna
dan aghan sedikit terkejut nanmun dia di tidak berkata apa-apa dan langsung
membuang mukanya, “aku mencarimu kemana-mana, ternyata kau disini” kata anna namun aghan
diam saja tidak menjawab, namun anna tetap ingin mengajaknya berbicara seperti aghan yang waktu
berisikeras untuk mengajak anna, “aku jadi teringat ketika
kau berusaha untuk mengajakku bicara, tapi aku tidak menghiraukan dirimu karena
kala itu perasaanku sama denganmu” kata anna dan aghan langsung menjawab, “jangan sok tau kau” kata aghan, “aku bukan
sok tau, karena apa yang kau rasakan saat ini memang sama dengan yang
kurasakan waktu itu, rasanya bingung
dan tidak tau harus kemana, maka dari itu aku memutuskan untuk mencari
ibu ku karena aku tidak ingin tinggal bersama paman dan bibi ku
yang jahat” jelas anna
Aghan terdiam sejenak mendengar perkataan
anna itu sembari menatap muka anna dengan
tatapan kosong, anna merogoh sakunya untuk mengambil kalung giok yang tadi dan
langsung melemparnya kearah
aghan, “ini sepertinya milikmu terimalah” kata anna sembil melemparnya, tapi aghan tidak mengambilnya dan membiarkan tergeletak begitu saja, “aku juga punya kalung pemberian dari ibu ku, sebelum dia pergi meninggalkan aku, kalung
ini sangat berharga sekali buatku dan akan aku menjaganya sampai mati karena ini satu-satunya kenangan dari orang tua ku” kata anna sembari menunjukan kalung liontin
miliknya pada aghan dan aghan memandang, “apa kau membacanya” tanya aghan dengan sinis,
“iya, habis kau meletakan
suratnya sembarangan, siapa yang tidak penasaran” jawab anna dengan sedikit mengejek dan mengambil kalung aghan yang ada
di tanah
“ini ambillah kalung mu,
aku tahu apa yang sedang kau rasakan dan kau tidak sendiri ” kata anna
tapi aghan tidak masih tidak mau menerimanya, “benarkah?” tanya
aghan, “tentu
saja, jadi ambilah kalung ini” kata anna sembari duduk di samping aghan dan aghan menerima kalungnya,
setelah aghan menerima kalungnya itu. anna langsung
mengeluarkan kalung miliknya dan membuka bandul kalung liontin miliknya lalu
menunjukan sebuah foto yang ada di dalam kalung miliknya, “ini lihatlah”
kata anna sambil menunjukan foto
yang ada di dalam kalung miliknya itu, dan
aghan menatap foto itu, “itu foto mu dan ibumu?” Tanya aghan, “iya ini adalah
foto terakhir ku bersama ibu ku, saat sedang ke taman hiburan, dia bilang bila
saat aku sedang merindukannya, aku bisa memandangi fotonya dan aku disuruh menjaga kalung ini baik-baik,
dia memberikannya sebelum pergi tanpa bilang padaku bahwa dia akan pergi
meninggalkanaku” kata anna sambil
mengingat masa-masa itu
sebelum ibunya anna pergi meninggalkannya, ibunya sempat
mengajak anna ke sebuah taman hiburan, dan malam
harinya dikamar anna ibunya
memberikan kalung itu, “pejamkan matamu sayang, ibu mempunyai hadiah yang sepesial yang pernah ibu beri” kata
ibunya anna yang bernama ningsih, “apa itu bu?” Tanya anna penasaran, “pejamkan dulu matamu dan jangan membuka mata sebelum ibu suruh”
kata ningsih, anna pun langsung
memejamkan matanya “sekarang buka matamu”kata ningsih, ketika annapun membuka matanya
kembali, dia terkejut senang
melihat sebuah kalung liontin yang cantik “wah,
indah sekali” kata anna senang, “Bagai mana, apa kau menyukainya?” Tanya ningsih
“iya aku sangat
menyukainya bu” kata anna,
“ berbaliklah, biar ibu pakaikan” kata ningsih dan
anna langsung berbalik badan
ibunya anapun memakaikannya, “dibandulnya itu ada foto kita saat di taman
hiburan tadi” kata ibunya anna
selesai memakaikannya, annapun
langsung membuka bandulnya untuk memeriksanya “kapan dan dimapun
bila kau sedang merindukan ibu, kau bisa memandangi foto itu” kata ningsih, “kenapa
ibu berbicara seperti itu, memangnya ibu ingin meninggalkan aku” Tanya anna mulai curiga, “tidak, ibu
tidak ingin meninggalkanmu, ayo kita tidur” kata ningsih sambil membelai rambut anna, “iya” kata anna, “oh
iya, kau harus menjaga kalung itu baik-baik ya, jangan sampai hilang” kata ningsih, “iya
aku akan menjaganya dengan sepenuh hatiku” jawab anna, dan pagi harinya ketika
anna bangun membuka matanya, ibunya sudah tidak ada di sampingnya, annapun
menyadari bahwa ibunya telah pergi meninggalkan dirinya, begitulah cerita
singkat perpisahan anna dengan nyonya ningsih ibunya anna
“kau tau, mungkin orang tuamu menaruh dirimu disini pasti ada alasan
baik” kata anna, “alasan baik seperti apa?” Tanya aghan, “aku
tidak tahu, tapi
mungkin kau akan mengetahuinya” jawab anna dan aghanpun langsung terdiam, “oh
iya kau bisa ajarkan aku tarian konyolmu itu” Tanya anna ingin menghibur, “aku sedang tidak ingin melakukannya” jawab
aghan, “waktu itu kau menghiburku saat aku sedang seperti mu, dan sekarang aku
juga ingin menghiburmu, ayolah” kata ana namun aghan hanya diam saja tak
menjawab, namun anna tetap ingin mencoba
melakukan tarian konyol aghan dan mengingat-ingat kembali gerakannya, ”tunggu,
sepertinya aku masih mengingat gerakannya”kata anna dan sambil melakulan tarian
konyol aghan, “bukan seperti itu” kata aghan melihat anna salah gerakan, “ iya iya aku ingat, seperti inikan” kata ana
dan dengan terpaksa aghan mengajari ana tariannya, “ baiklah, aku akan
mengajarimu” kata aghan, mereka berdua berlatih tarian konyol aghan dan hati
aghan mulai sedikit terhibur karena anna
Malam terakhir di panti asuhan.
Malam haripun tiba dan sepertinya malam ini akan jadi
malam terakhir ana di panti, karena ana memutuskan untuk pergi malam ini, anna
menunggu tengah malam hingga semua tertidur dan akhirnya tengah malampun tiba, anna melihat sekelilingnya sudah tertidur semua dan dia pun mengemasi
barangnya kedalam ransel miliknyatapi ana tidak tau bahwa aghan belum tidur,karenaaghan
masih teringat bibi nur tapi aghan pura-pura tidur, aghan meperhatikan annadari ranjangnya, “apa yang dia lakukan,
apa dia benar-benar ingin pergi dari sini” kata aghan dalam hati, ana
menyelimuti bantal-bantal dengan selimut dan aghan tau bahwa ana ingin pergi
setelah semua siap anna langsung pergimeninggalkan kamar, aghan pun bangun dari
tempat tidurnya dan dia diam-diam mengikuti anna dari belakang tanpa disadari anna
anna berjalan perlahan dan hati-hati agar
tidak ada yang tau meski semua petugas panti tertidur karena sudah larut malam
hingga akhirnya ana sampai di pintu. ketika anna ingin membuka pintu itu,
pintu itu ternyata
terkunci dan tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang anna
“sepertinya kau membutuhkan ini“ kata aghan sambil
memamerkan kunci di tangannya, anna kaget karena tiba-tiba ada suara dari arah belakangnya, yang tidak taunya adalah suara aghan, dan ana langsung berkata “kau ini mengagetkan aku saja” kata ana terkejut, aghan tidak menghiraukan perkataan anna dan malah berkata “ minggir biar aku yang membukanya” kata aghan dengan sok, anna langsung menjawab heran “dari mana
kau mendapatkan kunci itu?” Tanya
anna, “bagi ku kalau hanya
soal kunci kuci itu sangatlah mudah” jawab aghan dengan sombong
sambil membuka pintu yang terkunci tapi
tiba-tiba ada suara langkah sepatu yang mengarah ke mereka, aghan langsung menarik anna keluar lewat
pintu yang telah di bukanya dan meninggalkan
kunci tergantung di pintu
itu karena pergi terburu-buru dan mereka langsung jongkok bersembunyi di
semak-semak, sura langkah sepatu itu ternyata adalah seorang yang biasa
berpatroli pada malam hari dip anti
“ahk
siapa yang meninggalkan kuncinya menempel di pintu, dan pintunya juga terbuka” kata penjaga panti bernama
bagito melihat dengan senter, dia pun langsung menghampiri pintu itu dan
membuka dengan lebar pintu itu, sambil menyenteri keluar untuk memeriksa apa ada yang mencurigakan atau tidak, dan ternyata tidak ada siapapun, ”aman tidak ada apa-apa,
mana mungkin ada
pencuri yang masuk
kemari, kalau
dia kemari apa yang dia curi, disinikan tidak
ada barang berharga sama sekali. Disini hanya ada anak-anak yang merepotkan,
huaaa” kata
bagito dengan rasa mengantuk dia berbicara seperti
itu
anna dan aghan memperhatikan bagito dari semak-semak, “tunggu
dulu, kalau bukan pencuri siapa yang membuka pintu, apakah hantu”
kata bagitu berbicara sendiri, “ahk bicara apa aku ini,
tunggu tapi aku merasa merinding, lebih baik aku segera kembali ke kamar ku
saja” kata bagito langsung
menutup pintu dan menguncinya, aghan dan anapun merasa lega karena tidak ketahuan
“fuhh
hampir saja ketahuan, untung kau langsung menarik ku kemari,
terima kasih” kata anna dengan sedikit lega dan menghela nafas, lalu
mereka berdua langsung berdiri “sudah aman
kau bisa pergi sekarang” kata aghan, “apa kau mau
ikut bersama ku?” tanya anna sembari
memandang aghan, “tidak, aku tidak bisa pergi karena tempat
ku disini” jawab aghan, “kenapa?” tanya anna penasaran, “disini adalah tempat tinggalku sejak kecil dan tempat orang tua ku karena aku tidak percaya dengan
isi surat itu” jawab aghan sambil menundukan kepala seperti masih shok karena
membaca surat dari bibi nur
“apa kau tau, bila kau ikut denganku mungkin kau akan menemukan orang tua kandungmu
diluar sana” kata ana menegaskan aghan
Mendengar anna berkata begitu aghan terdiam sambil mempertimbangkan
ucapan anna, “baiklah aku pergi sendiri” kata anna frustasi menyakinkan aghan dan
berjalan pergitapi tiba-tiba aghan berubah pikiran, “tu..tunggu” kata aghan
dengan terbata-bata, anna pun langsung menengok ke belakang dan berhenti berjalan “ada
apa, aku sudah ingin pergi” jawab ana jual mahal, “kau bilang aku bisa
menemukan orang tua kandung ku” kata
aghan, “tentu dan jika kau bertemu mereka, kau bisa menanyakan
alasan mengapa kau ditaruh disni” kata anna meyakinkan aghan, “apa
kau sungguh-sungguh?” tanya aghan sedikit ragu, “sudah kubilang iya, tapi
jika kau merasa ragu, kau tidak perlu ikut denganku” jawab anna, “baiklah, aku
ikut” kata aghan memantapkan hatinya dengan
penuh harapan bisa bertemu dengan orang tua kandungnya
annapun akhirnya tersenyum lega dan senang karena aghan mau ikut dengannya
dan mereka dua pergi dari panti. Beberapa jam berlalu dan hari mulai subuh, itengah jalan aghan
mengeluh ke lelahan karena belum tidur sama sekali, “aku lelah sekali dan mengantuk, karena tidak tidur
semalaman. Sebaiknya kita istirahat dulu sejenak anna ” kata aghan mengeluh, “ benar juga lagi pula kita sudah berjalan cukup jauh, kita istirahat dulu”
jawab ana dan
aghan langsung tergeletak bruk, “akhirnya aku bisa tidur
juga” kata aghan tidak tahan menahan kantuknya, merekapun beristirahat di pinggir jalan,“apa kau punya
air untuk di minum? aku
haus sekali” tanya aghan, “tentu ada karena aku sudah persiapkan
sebelum pergi” jawab anna sambil mengambil botol air minum dalam tasnya dan aghan langsung bangun, “ini, tapi jangan banyak-banyak minumnya karena
hanya 1 sebotol saja yang kupunya” kata ana.. “iya aku mengerti” jawab aghan
dan aghan langsung meminumnya
“glek..glek.. ahk… Tiba-tiba ana berbicara seperti ini pada
aghan “Tau tidak kenapa nama ku “anna lintang” kata anna sambil memandang langit, “tidak tau, memang apa artinya?” jawab aghan penasaran, “kata ibuku artinya dalam bahasa jawa “ada bintang” dan
makna yang terkandung di dalamnya adalah, supaya dalam kegelapan aku masih bisa
bersinar seperti bintang yang selalu bercahaya dalam gelapnya malam, yang
artinya aku tidak boleh menyerah meski aku dalam kesusahan” jawab anna, “wow hebat sekali artinya, selalu bersinar
dalam gelap seperti bintang yang bercahaya pada malam hari yang artinya tidak
boleh menyerah meski dalam kesusahan, di banding namu ku yang tidak ada
artinya” kata aghan, “nama asli mu arghan ananda kan
nama mu terlihat wibawa meski aku tidak tau arti dari namamu
yang sebenarnya” kata anna
mendengar anna berkata seperti itu tiba-tiba wajah aghan terlihat cemberut, “jangan sebut nama itu aku tidak suka sama
sekali” jawab aghan dengan wajah masam. “baiklah aku tidak akan memangil mu
dengan nama itu” kata, “anna aku sangat
mengantuk, kita tidur dimana” tanya aghan, “tunggu sebentar” kata anna sambil
melepaskan tas lalu membuka tasnya dan mengambil selimut, “apa
kau membawa selimut?” tanya aghan, “iya, aku sudah menyiapkan beberapa hal-hal
penting yang harus dibawa sebelum pergi” jawab anna sambil menyiapkan tempat
tidur dadakan, “taraaa.. silakan tidur” kata anna, “apa kau serius, kita tidur di pinggir jalan dan hanya
menggunakan tas untuk tidur” kata aghan ragu dan sambil melotot tak menyangka,
“mau bagaimana lagi, hanya ini yang bisa aku lakukan“ jawab anna bingung dan
pasrah
“ya sudah kalau begitu” kata aghan langsung berbaring
dan anna juga ikut berbaring di sebelah aghan, “ini adalah pengalaman pertama
ku bisa tidur di pinggir jalan dan sepertinya tidak terlalu buruk” kata aghan, “ini juga pengalaman pertama ku, terima
kasih kau sudah mau ikut dan setelah kita menemukan rumah ibuku, kita akan
langsung mencari orang tua kandungmu bersama ibuku” kata anna namun ternyata
aghan sudah tertidur dan esok paginya anapun bangun terlebih
dahulu, “aghan ayo bangun sudah pagi kita harus melanjutkan perjalanan kita”
kata ana membangunkan aghan dan aghanpun langsung bangun, “iya aku bangun” kata aghan dengan nada masih mengantuk dan langsung bangun, “ ayo kita pergi” kata
ana menarik tangan aghan, “ hey tunggu, jangan terburu-buru seperti ini, aku belum
sempat mengusap-ngusap mataku dan lagi pula ini masih terlalu pagi” kata aghan
belum siap melanjutkan perjalanan karena baru saja bangun, “
baiklah aku beri kau waktu satu menit untuk mengusap matamu” kata anna langsung
melepaskan tangan aghan
Sementara itu di panti asuhan, petugas panti terkejut karena aghan dan anna tidak ada di kamarnya dan petugas panti langsung melapor setelah
mencari kesana kemari, “ tuan hadi, aghan dan anna tidak ada di panti” kata
petugas panti, “ tidak ada, apa maksudmu” tanya paman hadi, “ mereka berdua
menghilang, aku sudah mencari kemana-mana tapi tidak ketemu” jawab petugas
panti, apa yang paman hadi khawatirkanpun terjadi, “ ini pasti karena surat
itu, aku sudah menduga ini pasti akan terjadi” kata paman hadi dalam hati
ketika bibi nur menyuruh paman hadi untuk
memberikan surat wasiatnya, paman hadi merasa ragu, “aku ingin kau memberikan
surat ini dan kotak ini untuk aghan bila terjadi seseuatu pada ku” kata bibi
nur pada paman hadi, “kenapa nyonya bicara sepserti itu, apa yang terjadi dan
apa isi surat ini” tanya paman hadi, “tidak ada apa-apa, tidak ada yang perlu di khawatirkan
aku hanya merasa harus memberikan seseuatu pada aghan, apa bila terjadi
seseuatu padaku, itu adalah surat tentang jadi dirinya” kata bibi nur, “jadi dirinya, apa maksud anda nyonya ingin
memberi tahu siapa nyonya” tanya paman hadi, “ iya, karena aku ingin bila nanti
aku telah tiada kau harus segara memberikan surat itu” kata bibi nur
“lalu
bagai mana bila terjadi sesuatu dan dia pergi mencari tahu orang tua kandungnya
juga kenapa anda bicara seolah-olah anda akann..” kata paman hadi, “aku baik-baik saja, aku hanya berjaga-jaga saja jika nanti
terjadi sesuatu padaku dan aku yakin aghan adalah anak yang kuat dan aku
mempercayakan aghan kepadamu, jaga dia baik-baik dan suruh dia menggunakan
kalung yang ada di dalam kotak itu, agar bila suatu saat nanti bila orang tua kandungnya datang dapat langsung
mengenalinya“ kata
bibi nur
“Maafkan aku nyonya (bibi nur), aku tidak bisa menepati
janjiku untuk menjaga aghan dengan baik” kata paman hadi dalam hati,“ halo pak kenapa anda diam, apa
kita harus lapor polisi” Tanya petugas
panti, “Tidak perlu, karena mereka pergi dengan
kemauannya sendiri dan kita doakan saja semoga mereka berdua baik-baik saja
diluar sana..
Kita kembali ke aghan dan anna di tengah
perjalanan mereka
menerdengar suara aneh, “ krugcuk-krugcuk”..
“bunyi suara apa itu” kata ana penasaran.”suara apa” jawab aghan” jawab
aghan..“kau tidak dengar” tanya anna, “tidak, aku tidak dengar” jawab agahan, “ya sudahlah,
mungkin hanya perasaan ku saja” jawab anna, merekapun kembali melanjutkan
perjalanan tapi tiba-tiba terdengar lagi suara yang sama “krugcuk-krugcuk”
“aghan suara itu terdengar lagi, apa kau
mendengarnya?” Tanya
anna, aghanpun langsung menjawabperkataan
anna dengan
rasa malu
“iya, aku mendengarnya suara itu ternyata
berasal dari perut ku yang lapar, karena semalaman aku
belum makan” jawab
aghan, “kau sih pake mogok makan
segala” kata anna, “apanya yang mogok makan, suasana hatiku
saat itu sangat buruk hingga membuatku tidak nafsu makan” jawab aghan membela
diri
“baiklah mumpung kita sedang berada di pasar aku akan cari makan dulu” kata anna, “memangnya kau punya uang?” tanya aghan, “tidak, aku tidak punya uang tapi tenang
saja kita pasti bisa makan” jawab ana, anapun langsung berlari mencari rumah makan sekitar pasar
tapi aghan tidak tau apa yang sedang ana rencanakan, “kau mau pergi kemana, jika
kita tidak punya uang kau tidak akan bisa membeli apa-apa” teriak aghan, “iya aku tau itu tapi kita masih punya tenaga” jawab anna sembari berlari, anna pun berhenti pada
sebuah rumah makan sederhana dan dia langsung menghampirinya dan bertemu
penjaga rumah makan itu “maaf tuan apa aku boleh bertanya?” kata anna pada penjaga rumah makan itu “iya ada apa dik” jawab penjaga rumah makan
“apa ada piring-piring yang mau di cuci “ tanya anna, “apa kau bilang? piring-piring yang mau di cuci”
membalikan ucapan anna penjaga rumah makan itu, ”iya tuan” jawab anna sambil
tersenyum, “maaf kami sudah punya tukang cuci piring
sendiri“ kata penjaga rumah makan itu, “ya sudah kalau begitu, terima kasih ya tuan” kata ana, “iya, sama-sama” jawab penjaga rumah makan itu, aghan memperhatikan ana yang dari kejahun
dan aghan berkata dalam hati, “apa yang anna lakukan ya” kata
aghan dalam hati, anna pun langsung pergi meninggalkan rumah
makan itu dengan persaan sedikit kecewa dan aghan langsung menghampiri anna, “ada apa denganmu?” Tanya
aghan, “tidak ada apa-apa” jawab anna, ketika anna dan aghan sedang berbicara
ternyata ada yang memperhatikan anna, ketika anna sedang menghampiri rumah makan, yaitu pedagang bakso kaki
lima sekitar pasar dan memanggil anna dengan
melambai-lambaikan tangan sembari berteriak memanggilnya
“hei..nak nak kemarilah” teriak pedagang bakso itu
berkali-kali dan anna langsung menoleh kearahnya “aku” kata anna sembari menunjukan
jarinya sendiri kearahnya, “iya kalian berdua” kata pedagang bakso dan mereka berduapun
langsung berlari kearah pedagang bakso itu,“ada apa paman” jawab anna, “aku perhatikan sepertinya kalian sedang
membutuhkan bingung, apa kalian membutuhkan pekerjaan” tanya paman itu, “pekerjaan” kata aghan bingung karena aghan
berpikir mereka berdua masih kecil dan belum bisa bekerja, “iya paman kami
sedang mencari pekerjaan” kata anna, “ hei tunggu anna, aku” kata aghan dan anna langsung menutup mulut aghan
sambil berbisik, “kau diam saja” kata anna, “kami berdua membutuhkan pekerjaan”
kata anna
“wah jika begitu kebetulan karena yang
biasa membantuku bejualan sedang sakit, jadi tidak bisa datang untuk membantu
berjualan, Jika kalian mau membantu paman, paman akan memberi kalian imbalan”
kata pedanga itu, “ tentu kami mau membantu, tapi imbalannya
di ganti dengan makan saja boleh tidak paman” jawab anna lega karena usahanya
mendapakan makan bisa terwujud, “tentu tapi kalian harus bekerja dulu” saut
pedagang bakso tegas, ketika pedagang bakso itu sedang berbicara dengan anna
dan aghan, tiba-tiba ada seorang pembeli, “hey paman aku pesan baksonya satu porsi ya” saut pembeli
itu langsung duduk menunggu pesanannya datang, “siap” jawab pedagang bakso itu
dan langsung menyuruh anna, aghan mencuci tangan mereka dan langsung melayani pembeli
yang mulai berdatangan. tidak terasa hari sudah mulai menjelang sore, dagangan
paman penjual bakso pun akhirnya sudah habis tapi dia menyisakan bakso untuk
anna dan aghan
“karena kalian sudah membantu paman
berjualan aku buatkan bakso sepesial untuk kalian berdua, kata paman pedagang
bakso itu sembari menyodorkan dua mangkuk bakso, “terima kasih paman” saut ana
dan aghan dan langsung memakan bakso itu, “iya sama-sama kalian juga telah banyak mambantu paman”
jawab paman itu dan ikut duduk bersama, “panas sekali baksonya,
hah hah” kata aghan, makannya jangan terburu-buru,
memakanya pelan-pelan saja sudah tau masih panas” jawab anna, “benar kata anna, tapi enak tidak baksonya”
saut paman itu, ”enak sekali paman aku tidak pernah memakan
bakso yang seperti ini” jawab aghan sambil mengunyah bakso,“iya paman” kata
anna juga, “oh ya ngomong-ngomong kalian berdua
darimana ingin kemana?” kata paman itu penasaran
“kami dari panti” lalu ana langsung menutup
mulut aghan karena anna tidak ingin paman itu tahu kalau mereka berdua kabur
dari panti, “kami sedang ingin menyusul ibu kami paman” jawab anna
“mencari ibu kalian, memangnya dimana ibu
kalian itu” tanya paman itu pada anna, “sebentar paman aku ambil dulu alamatnya” jawab anna sembari merogoh tasnya, “ini paman alamatnya” kata
anna sambil menyodorkan kertas alamatnya dan paman itu langsung menerimanya
lalu membacanya “hmm, alamat ini sepertinya aku tau” kata paman itu, “benarkah paman”
jawab anna senang, “iya kau tinggal naik kereta yang jurusan
stasiun Jakarta lalu lanjutkan dengan naik angkot no 28
setelah itu kau bisa menanyakan orang-orang yang berada di sekitarnya dan kebetulan beberapa jam lagi ada kereta yang jurusan kesana”
kata paman itu sembari mengembalikan selembar alamat itu kepada anna, “paman aku sudah selesai makan aku harus
segera pergi, terima kasih ya paman atas informasinya dan
terima kasih juga untuk baksonya, ayo aghan” jawab anna sembari menaruh alamat
itu di saku celananya dan langsung menarik tangan aghan yang sedang makan, “
hei aku belum selesai makan, kau sudah menarik saja” kata aghan, “
iya aku tahu, tapi kita harus bergegas” jawab ana
“ hey tunggu apa kalian punya uang untuk naik kereta” teriak paman itu tapi
mereka tidak mendengarnya karena mereka sudah jauh, “ya sudalah mereka sudah jauh, tapi tunggu sepertinya
tempat itu bukan tempat yang anak-anak boleh datang ketempat itu”kata
pedagang bakso itu, akhirnya mereka
berdua sampai di setasiun kereta, “ hey anna kenapa kau tadi tiba-tiba menutup
mulut ku? sewaktu paman itu bertanya” tanya aghan,
“aku hanya tidak ingin paman itu tahu kalau kita kabur dari panti karena jika
dia tahu perjalanan kita bisa kacau dan kita tidak boleh mudah percaya pada
orag lain” jawab anna, “hmm.. begitu ya, ternyata kau pandai sekali ya” kata
aghan, “tentu saja karena aku suka membaca buku
cerita, aku pergi keloket dulu ya” kata anna langsung menghampiri loket tempat pembelian tiket
“maaf nyonya kereta yang jurusan jakarta sudah berangkat belum” tanya anna,
“belum tapi keretanya akan datang satu jam lagi dan langsung berangkat lima
belas menit lagi, memangnya ada apa ya dik” jawab petugas loket itu dengan ramah,“ tidak ada apa-apa, oh ya nyonya kira-kira berapa harga tiket yang jurusan ke jakarta?” jawab anna,“adik bisa liat sendiri ada
diatas kok “ jawab petugas tiket itu, “15 rupiah, dan jika berdua berarti 30 rupiah, bagai mana ini aku tidak punya uang sebanyak
itu” kata ana sembari berjalan pergi meninggalkan loket stasiun, “kenapa kau tiba-tiba diam ada apa?” Tanya aghan, “aku hanya bingung bagaimana cara
mendapatkan tiket untuk naik kereta jika uang
ku kurang” jawab anna, “ kita menyelinap saja ke
kereta” kata aghan, “tidak, aku tidak mau melakukan itu” jawab anna, “baiklah
bagaimana kalau kita kembali ke pasar” kata aghan, “untuk apa” tanya ana bingung
“untuk meminta bantuan kepada
paman pedagang bakso tadi, barangkali dia bisa membantu kita” jawab aghan
“benar juga apa kata mu, tapi apa dia mau
membantu kita” tanya ana dengan ragu, “kita coba saja dulu” kata aghan meyakinkan anna, “ya sudah, ayo kita segera kesana” kata
anna dengan bersemangat, mereka berduapun langsung pergi kembali kepasar dimana
paman tukang bakso itu berjualan.. dan setelah mereka sampai di tempat itu ternyata paman
itu sudah tidak ada atau sudah pulang, dan mereka berdua tidak tahu harus
bagaimana, mereka berduapun duduk di pinggir jalan memikirkan bagaimana caranya
mendapatkan uang untuk ongkos naik kereta
annapun tiba-tiba mengelurkan kalung liontin
pemberian ibunya itu anna membuka bandul liontin itu yang ada foto
dirinya bersama ibunya dan memeluk kalung itu, aghan yang milihat ana seperti itu langsung berkata
“aku mengerti apa yang kau rasakan saat ini meski mungkin sekarang aku tidak punya
siapa-siapa lagi” kata
aghan
annapun diam saja mendengar aghan berkata
seperti itu anna malah memperhatikan seorang wanita sedikit tua yang sedang kerepotan membawa belanjaan yang banyak, “sekarang aku tahu bagaimana caranya
mendapatkan tambahan uang” kata ana langsung berdiri danmenarik
tangan aghan, “ hei-hei kita mau kemana” Tanya aghan sedikit terkejut
“sudah ayo ikut saja” jawab anna
dan mereka berdua menghampiri wanita yang kerepotan itu, “maaf nyonya apa butuh bantuan“ kata
anna sambil
tersenyum, “bantuan?”
Tanya nyonya itu, “iya bantuan, karena nyonya sepertinya sangat ke repotan
dengan belanjaan nyonya yang banyak” jawab anna, ”iya
benar sekali, aku memang membutuhkan bantuan untuk
membantu mengangkat belanjaanku ini hingga aku mendapatkan taxi” jawab nyonya itu, “ kalau begitu serahkan saja belanjaan nyonya pada kami,
biar kami yang membawanya dan nyonya bisa mudah mencari taxi” jawab
anna. nyonya itupun langsung langsung menyerahkan barang belanjaannya untuk di
bawa ana dan aghan lalu dia langsung mencari taxi. setelah beberapa menit akhirnya nyonya itu mendapatkan taxi, aghan dan ana
memasuki belanjaan
nyonya itu ke bekasi taxi
“terima kasih ya sudah mau
membantuku, ini terimalah upah dariku buat kalian berdua” kata nyonya itu sambil
memberikan uang sebesar 5 rupiah kepada anna, ” kata nyonya itu“terima kasih nyonya” jawab anna dan aghan. setelah memberi upah pada anna
dan aghan nyonya itu langsung pergi menaiki taxi itu, “kita baru punya uang 5 rupiah, kita masih
kurang banyak” kata anna tapi aghan tidak berkata apa-apa karena aghan sedang memperhatikan seseorang
yang sedang kesusahan membawa belanjaan lagi dan sepertinya membutuhkan mereka berdua dan langsung
meyenggol-nyenggol anna sembari berkata, “anna.. sepertinya ada pekerjaan lagi untuk
kita” kata
aghan, “dimana?”jawab anna, “itu” kata aghan sembari menunjuk
dan anna
tanpa pikir panjang langsung pergi kesana “ayo kita segera kesana” kata anna bersemangat
“iya” jawab aghan bersemangat dan mereka berdua langsung berlari menghampirinya, mereka
berduapun terus bekerja membawa belanjaan orang-orang yang membutuhkan bantuan,
aghan dan anna akhirnya berhasil mendapatkan uang melebihi target mereka yaitu
75 rupiah, “syukurlah kita bisa mendapatkan lebih dari
cukup, untuk naik kereta” kata anna sembari mengitung uang itu dan langsung
memasukannya ke sakunya, “iya, meski kita harus kelelahan begini dan ini adalah
pertama kalinya aku merasakan bagai mana lelahnya mencari uang“ kata aghan
dengan nada terengah-engah, “haha iya ini juga pertama kalinya aku mendapat bayaran
karena bekerja soalnya ketika aku tinggal bersama paman dan bibiku aku tidak
pernah di beri uang meski aku sudah bekerja merapikian rumah setiap hari dan
aku hanya di berimakan saja” kata anna
“wah paman dan bibimu tega sekali, aku
harap mereka akan mendapat hukuman yang besar oleh tuhan” kata aghan, “terima kasih” kata anna, “iya, oh iya anna buku cerita apa yang
sering kau baca, karena tadi kau bilang jangan mudah percaya pada siapapun dan
kau tahu itu dari buku cerita apa“ tanya aghan, “ buku tentang kisah
pinokio.Pinokio itu mudah sekali percaya pada siapapun, saat itu dia bertemu
seseorang pria yang baik dan pria itu memberikan banyak mainan dan permen tapi
ternyata dia seorang penyihir, diapun di ubah menjadi keledai” jelas anna
dengan singkat, “wow cerita itu sediki bodoh, apa kau
percaya dengan cerita seperti itu anna” tanya aghan, “tidak, tapi aku mengambil
hal yang bisa di jadikan pelajarannya saja, oh iya kita harus cepat ke stasiun”
jawab ana yang langsung bangun dan menarik tangan aghan, “iya tapi kau jangan selalu menarik tanganku dengan tiba-tiba, sakit tahu”
kata aghan, “baik, aku minta maaf, aku terlalu bersemangat” jawab ana sembari
melepaskan tangan aghan, “ya sudah ayo kita segera ke stasiun” kata aghan, “ayo”
jawab anna
Merekapun sampai di stasiun dan ana langsung
membeli tiket, “nyonya aku beli tiket yang jurusan jakarta ya” kata ana sembari menyodorkan uangnya,
“ini tiketnya dik, 20menit lagi keretanya akan tiba dan silakan
tunggu di bangku tunggu” kata penjaga loket itu sembari memberikan tiketnya,
“terima kasih nyonya” jawab anna dan meninggalkan loket itu untuk menuju ke
tempat duduk, “anna kau masih punya air minum tidak” kata
aghan, “sebentar aku lihat dulu ya” jawab anna sambil merogoh tas miliknya, “sepertinya airnya sudah abis” kata ann
memperlihatkan botol air minum miliknya, “sayang sekali, padahal aku haus sekali” kata aghan mengeluh, “bagai mana
kalau kita membeli air minum dan makanan untuk bekal kita nanti” jawab anna
“memangnya uangnya masih cukup jika di
pakai untuk membeli makanan” kata aghan, “ tenang saja uangnya masih cukup kok,
ayo kita pergi
keluar stasiun” kata anna, “kenapa
kita tidak membeli pedagang yang lewat saja dan tidak perlu keluar” jawab aghan, “harga mereka itu lebih
mahal dan kita harus pintar karena uang kita tidak terlalu banyak” kata anna, “baiklah terserah kau saja”
kata aghan, merekapun keluar stasiun untuk membeli minum dan beberapa
makanan setelah mereka sudah membeli air minum merekapun langsung meminumnya, ketika mereka berdua sedang minum tiba-tiba
ada 4 orang brandalan yang
di sebut 4 berandal sekawan dan menghadang aghan dan
anna lalu mereka
langsung di bawa mereka
berdua ke gang
buntu yang sepi, “apa-apaan kalian semua” kata anna
“iya lepaskan kami” kata aghan juga, tapi mereka tidak menghiraukannya, dan
langsung menjatuhkan mereka ke jalanan gang buntu, “aku perhatikan kalian berdua seenaknya saja mencari uang
di tempat ku tanpa izin” kata salah satu berandal itu yang bernamaJijo, “memangnya kau siapa” bentak anna pada
jijo, “beranani sekali kau bicara begitu, kemarikan tas milikmu” kata jijo,
“tidak” jawab anna, “ambil tas gadis kecil itu” perintah jijo pada kedua
temannya yang bernama Muko danTarjo, mereka keduapun mengambil paksa tas milik anna dan annapun tidak berkutik,
anna hanya bisa menangis. Muko dan tarjo langsung melempar tas milik anna pada jijo
melihat. jijopun langsung merogoh tas anna untuk
mencari barang yang berharga. Melihat anna yang menangis dan tasnya yang di
acak-acak oleh jijo aghanpun merasa
sangat geram“hentikan” teriak aghan sambil ingin menghampiri jijo namun aghan langsung di sergap oleh Ujo, “hey
bocah, tenangkan dirimu” kata Ujo sambil memegangi aghan dengan kuat
Jijopun melihat
dengan teliti kalung liontin milik anna, “hmm, lumayan juga kalung ini
pasti bos akan suka” kata jijo sambil melihatkalung milik anna, “jangannn.. jangan kalung itu, ku mohon kembalikan
kalung itu” kata anna dengan mata
yang berkaca-kaca hingga meteskan air matanya, melihat anna yang seperti itu aghan tidak tega karena dia
tau kalung itu segalanya bagi anna dan aghan langsung berusaha untuk membebaskan diri dari Ujo yang memeganginya
dengan cara mendorong kepalanya kebelakang dengan sekencang mungkin ke dada ujo,
ujopun langsung melepaskan
cengkramannya karena kesakitan,
aghanpun langsung berbalik dan menendang
kemaluan ujo dengan
sekencang-kencangnya hingga membuatnya kesakitan setengah mati, “ arggk, sialan kau bocah
tengik” kata Ujo sambil kesakitan, “kembalikan
kalung itu padanya” bentak aghan
“hebat sekali kau, kalian berdua ayo kita
habisi bocah sok pahlawan ini” kata jijo sembari memegang kalung milik anna, muko dan tarjopun langsung menyerang aghan di susul jijo, melihat
aghan yang di kroyok oleh 4 berandalan itu, ana langsung berteriak, “cukup kumohon hentikan, kau boleh mengambil
kalung milik ku dan juga uang ku” kata ana yang langsung melindungi aghan dan
memberikan uangnya semua, para brandalan itupun langsung menghentikan memukulinya dan mengambil uang yang di berikan
ana dan langsung pergi, tapi ujo masih memukuli aghan karena dia kesal aghan sudah menendang kemaluannya hingga ke
sakitan tapi Jijo menyuruhnya menghentikannya, “hai sudah ayo kita pergi” kata jijo mengajak
meninggalkan anna dan aghan, “
kau beruntung bocah sialan” kata ujo,“
hai ayo kita pergi” ajak tarjo dan 4berandalan itupun pergi meninggalkan anna dan aghan, “kau tidak apa-apa aghan” kata anna sangat
mengkhawatir ke adaan aghan
“tidak.. aku tidak apa-apa hanya sedikt memar, oh ya
bagaimana kalungnya apa mereka mengembalikannya” jawab aghan dan langsung
bangun, “tidak usah memikirkan kalung itu yang
penting kau selamat” kata anna, “tapi kan kalung itu” kata
aghan dan anna langsung memotong
perkataan aghan, “tidak ada tapi-tapian yang penting kau tidak apa, sudah kau jangan memikirkan kalung itu” kata anna meski dalam hatinya
dia masih mengharapkan kalungnya kembali, “kau serius dengan perkataan mu” kata
aghan yang agak masih kesakitan
dan tiba-tiba anna langsung memeluk aghan sambil
menangis dan berkata, “aku minta maaf, karena aku kau harus menderita seperti ini, maafkan aku”
kata ana
“sudah jangan menangis aku tidak apa-apa, oh ya bukannya kita harus
segera kembali ke stasiun” jawab aghan, mendengar aghan berkata begitu anapun melepaskan
pelukannya, “maafkan aku ya” kata anna sembari menghapus air matanya“iya aku
sudah memaafkan, ayo kita segera ke stasiun” jawab aghan sembari memasukan
kembali barang-barang milik ana yang berserakan kedalam tas dan memberikannya
pada anna
Perpisahan.
mereka berdua langsung berlari menuju stasiun, setibanya disana ternyata keretanya sudah mau berangkat, “ayo kita
segera naik, keretanya sudah mau berangkat” kata ana yang menarik tangan aghan,
tapi tiba-tiba aghan melapaskan tangan ana dan berkata “
maaf aku, aku tidak bisa ikut denganmu” kata aghan, “memangnya kenapa?” tanya ana bingung, “aku
ingin mengambil kembali kalungmu, kau pergilah” kata aghan, “sudah ku katakan tidak usah memikirkan
kalung ku lagi, aku takut kau kenapa-kenapa” kata anna, “aku tahu kalung itu
sangat berarti bagimu, maka dari itu aku ingin
mengambilnya kembali” kata aghan, “ kalau kau tidak naik aku juga tidak naik,
aku akan ikut bersamamu” jawab ana, “ jangan, percaya padaku, bila aku berhasil mendapatkannya aku akan langsung
menyusulmu, aku berjanji” kata aghan menyakinkan
anna
Mendengar ucapan aghan annapun terdiam
sejenak, dan lansung memberikan kertas alamat miliknya itu dari sakunya, “ini,
tapi berjanjilah kau tidak akan apa-apa dan kau langsung menyusulku dengan selamat” kata anna, “kau bisa memegang janji ku” kata aghan sambil
mengacungkan jempolnya sebagai tanda janjinya, anna pun tersenyum melihat aghan mengacungkan jempolnya, “baik, aku akan pegang
janjimu, pokoknya kau harus menyusul ku dengan selamat dan ingat kau tidak boleh mudah percaya pada orang
lain dan harus berhati-hati” jawab anna, “iya aku
akan mengingat semua perkataanmu dan aku akan menyusulmu dengan selamat, cepatlah naik” kata aghan, annapun lansung naik ke kereta dan sebelum dia naik
anna tersenyum lagi pada aghan dan melambaikan tangaannya,
aghanpun membalas lambaian
tangan anna
BERSAMBUNG...